Bogor – Di bawah tenda putih, ratusan warga Komplek Tulus Rejo, Kelurahan Muara Sari, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat, 23 Januari 2024, berkumpul di tengah sedikit rintik hujan dan suasana mendung.
Di bawah tenda yang berada di lapangan serbaguna itu, mereka mengikuti Sosialisasi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika atau yang lebih popular disebut Empat Pilar MPR.
Sosialisasi yang dimulai pukul 10.00 WIB itu sangat istimewa sebab Wakil Ketua MPR Prof. Dr. H. Sjarifuddin Hasan SE. MM. MBA., menjadi pemateri.
Di hadapan ratusan warga yang mayoritas para ibu rumah tangga, politisi Partai Demokrat itu merasa senang bisa melakukan sosialisasi sekaligus bersilaturahmi dan bertatap muka dengan warga. “Silaturahmi membuka pintu rejeki dan dipanjangkan umur oleh Allah”, ujarnya.
Di awal sosialisasi, Menteri Koperasi dan UMKM di masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu memberi quis apa saja materi sosialisasi.
Mendapat quis tersebut peserta berebut menjawab. Satu persatu dan bergiliran, warga yang kampungnya tidak jauh dengan Sentra Tas Tajur itu mengatakan, “Pancasila, UUD, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika”.
Sosialisasi yang dilakukan oleh anggota Komisi I DPR itu selalu meriah, heboh, dan menarik bagi warga. Ia menuturkan mempunyai metoda agar sosialisasi bisa cair dan tidak membosankan.
Diungkap, rakyat sudah capek bila sosialisasi dilakukan secara ‘top down’. Untuk itu ia lebih memilih dengan cara ‘bottom up’. Dengan ‘bottom up’ maka komunikasi yang terjadi lebih terbuka, peserta lebih berpartisipasi. “Jadi cara seperti ini lebih efektif”, ujarnya. “Nah inilah metode saya setiap menggelar sosialisasi”, tambahnya.
Di tahun politik, anggota DPR dari Dapil Kota Bogor dan Kabupaten Cianjur itu kerap mengingatkan pentingnya berpartisipasi dalam pemilu.
“Pemilu merupakan amanah dari UUD”, tegasnya. “Ikut pemilu berarti mengimplementasikan Empat Pilar MPR”, tuturnya.
Pria yang juga menjadi Guru Besar Universitas Negeri Makassar itu tidak hanya mengingatkan warga menggunakan hak dan kewajiban dalam pemungutan suara namun juga menegaskan agar mereka tidak golput.
Tidak golput ditegaskan oleh pria asal Sulawesi Selatan itu karena menggunakan hak pilih dalam pemilu merupakan bentuk tanggung jawab kepada bangsa dan negara.
Lebih lanjut dikatakan bila sudah menggunakan hak pilih maka rakyat punya hak untuk menagih janji kepada sosok yang dipilih..
Bila sosok yang dipilih baik anggota legislatif, presiden dan wakil presiden ternyata tidak membuat pemilih menjadi sejahtera seperti yang dijanjikan, mereka bisa menuntut haknya. “Kalau golput atau tidak memilih ya jangan menuntut”, tegasnya.
Sjarifuddin Hasan pun menyodorkan kriteria caleg, capres dan cawapres yang bisa dipilih oleh rakyat. Kriterianya menurut pria yang gemar berolahraga itu adalah punya reputasi dan kontribusi pada bangsa dan negara, peduli pada keadaan rakyat serta bisa memperjuangkan apa yang dikehendaki rakyat.
Kabar Ngetren