Kabar Ngetren/Jakarta – Biografi: Bambang Soesatyo, Ketua MPR RI / Dosen Pascasarjana Universitas Pertahanan RI (UNHAN), Universitas Borobudur, Universitas Terbuka (UT), dan Universitas Perwira Purbalingga (UNPERBA)
Hampir semua komunitas saat ini bergerak cepat untuk beradaptasi dengan perubahan zaman, namun negara-bangsa perlu tetap fokus pada pembangunan manusia Indonesia. Perhatian khusus diperlukan terhadap masalah kematian ibu dan bayi, stunting, dan anak putus sekolah.
Pasal 34 ayat 1 UUD 1945 menegaskan kewajiban negara untuk peduli pada komunitas warga yang lemah dan berkekurangan, meliputi fakir miskin dan anak-anak terlantar, untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka dan hidup layak.
Meskipun telah ada progres dalam pembangunan manusia, seperti yang tercermin dalam peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia, tantangan seperti stunting, anak putus sekolah, dan kematian ibu dan bayi masih ada.
Negara harus hadir dan melakukan intervensi untuk mengatasi masalah ini agar tidak ada warga negara atau komunitas yang tertinggal oleh perubahan zaman.
Dalam era digitalisasi saat ini, negara harus memprioritaskan penyelesaian masalah stunting, anak putus sekolah, dan kematian ibu dan bayi untuk memastikan tidak ada komunitas yang terabaikan.
Kehendak baik, kepedulian, dan kesungguhan dalam menjangkau mereka yang lemah dan berkekurangan penting dalam penanganan masalah ini.
Masalah kematian ibu dan bayi adalah indikator kesehatan negara. Di Indonesia, angka kematian ibu dan bayi masih tinggi, menunjukkan perlunya tindakan lebih lanjut dalam meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan.
Meskipun ada penurunan dalam angka stunting, masih ada jutaan keluarga dan balita yang berisiko stunting, menekankan pentingnya intervensi lebih lanjut dalam masalah ini.
Anak putus sekolah masih menjadi masalah serius, dengan faktor ekonomi keluarga menjadi penyebab utama. Perhatian lebih dari pemerintah daerah diperlukan untuk menangani masalah ini.
Rangkaian data ini menegaskan bahwa kewajiban negara dalam membangun manusia Indonesia belum sepenuhnya terpenuhi, dan diperlukan tindakan lebih agresif untuk meminimalisir masalah kesehatan dan pendidikan masyarakat.