Kabar Ngetren/Jakarta – Ketua MPR RI ke-16 sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo, memberikan apresiasi serta dukungannya terhadap penyelenggaraan Indonesia-Pacific Parliamentary Partnership 2024 (IPPP 2024) yang kembali digelar oleh DPR RI di bawah kepemimpinan Puan Maharani. Mengusung tema “Partnership for Prosperity: Fostering Regional Connectivity and Inclusive Development,” pertemuan ini membahas berbagai isu global dari sudut pandang parlemen-parlemen negara Pasifik.
IPPP 2024 merupakan kali kedua diselenggarakan oleh DPR RI, setelah sebelumnya sukses diadakan pada tahun 2018 ketika Bamsoet menjabat sebagai Ketua DPR RI. Namun, penyelenggaraan sempat vakum akibat pandemi Covid-19.
“Penyelenggaraan IPPP sangat penting, mengingat Indonesia adalah bagian tak terpisahkan dari komunitas Pasifik, baik dari aspek kesamaan identitas maupun geografis. Melalui pertemuan ini, DPR RI semakin memperkuat peran diplomasi parlemen dalam meningkatkan kerja sama dengan parlemen di kawasan Pasifik, khususnya dalam bidang-bidang prioritas seperti ekonomi, perdagangan, investasi, maritim, hingga konektivitas regional darat dan laut,” ujar Bamsoet usai menghadiri pembukaan IPPP 2024 di Jakarta, Kamis, (25/7).
Acara tersebut turut dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo, Ketua DPR Puan Maharani, Menkopolhukam Hadi Tjahjanto, Menseskab Pramono Anung, dan Wamenlu Pahala Nugraha Mansury. Beberapa tokoh penting dari negara-negara Pasifik juga hadir, seperti Speaker of the Tonga Legislative Assembly/President of the 53rd Pacific Islands Forum Leaders Meeting Lord Fatafehi Fakafanua, Speaker of Parliament of The Cook Islands Tai Tura, Speaker of the Parliament of the Republic of Fiji Ratu Naiqama Lalabalavu, serta sejumlah pemimpin parlemen lainnya.
Sebagai Ketua DPR RI ke-20 dan Ketua Komisi III DPR RI ke-7 bidang Hukum & Keamanan, Bamsoet menjelaskan bahwa sidang IPPP 2024 dihadiri oleh ketua dan anggota parlemen dari sekitar 12 negara, 1 teritori, dan 1 organisasi internasional. Pertemuan ini dibagi menjadi tiga sesi yang fokus pada kerja sama konektivitas kawasan, pelibatan dan peningkatan hubungan antar masyarakat, serta potensi maritim untuk pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Selain itu, pertemuan ini juga membahas upaya memperkuat peran wanita dan pemuda serta persahabatan dan kerja sama antar budaya.
“Pertemuan ini juga menggelar dialog parlementer dengan negara-negara rumpun Melanesia yang tergabung dalam Melanesian Spearhead Group (MSG) seperti Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Vanuatu, dan Fiji. Dialog ini sangat penting, mengingat beberapa provinsi di kawasan timur Indonesia masuk kawasan Pasifik dan juga terdapat rumpun Melanesia, seperti Maluku, Maluku Utara, NTT, dan enam provinsi di Papua,” jelas Bamsoet.
Ketua Dewan Pembina Depinas SOKSI dan Kepala Badan Polhukam KADIN Indonesia ini juga menekankan bahwa negara-negara di kawasan Pasifik tidak hanya dipersatukan oleh kesamaan geografis, potensi kekayaan alam, dan keberagaman sumber daya manusia, tetapi juga oleh tantangan dan masalah yang dihadapi bersama.
“Eksistensi Indonesia di negara-negara Pasifik tidak perlu diragukan lagi, terutama dalam forum pengembangan SDM dan masyarakat pesisir. Begitu juga dengan keterlibatan dan partisipasi anggota DPR RI dalam membangun kerja sama dengan anggota Parlemen dari kawasan Pasifik di berbagai forum regional dan internasional,” pungkas Bamsoet.