Kabar Ngetren/Jakarta – Dalam rangka memperingati HUT Ke-79 TNI, Irjen TNI Letjen TNI Muhammad Saleh Mustafa mewakili Panglima TNI membuka perlombaan Cyber Strike dan Cyber Awareness Forum di GOR A. Yani Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta. Rabu,(16/10). Acara ini merupakan langkah penting untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan dalam menghadapi ancaman siber di Indonesia, serta memperkuat pertahanan digital nasional.
Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, dalam sambutannya yang dibacakan oleh Letjen TNI Muhammad Saleh Mustafa, menyampaikan bahwa kegiatan ini dirancang khusus untuk melatih generasi muda serta praktisi keamanan digital dalam mengatasi ancaman dunia maya. Cyber Strike berfungsi sebagai ajang pengembangan keterampilan untuk menghadapi berbagai bentuk serangan digital, seperti malware, ransomware, hingga pencurian data.
Menurut Panglima TNI, ancaman terhadap kedaulatan negara saat ini tidak hanya datang dari ancaman fisik, melainkan juga melalui serangan siber yang semakin kompleks.
“Ancaman dari dunia maya, seperti pencurian data dan sabotase digital, merupakan bahaya nyata yang dapat merusak keamanan nasional. Oleh karena itu, perlombaan Cyber Strike dan forum ini penting untuk menyiapkan kita menghadapi ancaman tersebut,” tegasnya.
Panglima TNI juga menegaskan bahwa menjaga kedaulatan digital bukanlah tugas TNI semata, melainkan tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat. Kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan komunitas siber sangat diperlukan untuk memperkuat pertahanan siber nasional.
“Saya berharap kita semua sadar bahwa menjaga kedaulatan digital adalah tugas bersama. Kita harus bersiap menghadapi segala tantangan yang muncul dari ruang siber,” tambah Jenderal TNI Agus Subiyanto.
Acara Cyber Strike dan Cyber Awareness Forum dihadiri oleh Koorsahli Panglima TNI, para Asisten Panglima TNI, Kabalakpus Mabes TNI, perwakilan komunitas siber, serta para pakar keamanan siber. Beberapa narasumber yang dihadirkan antara lain Ketua dan Pendiri Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) Ardi Sutedja K. dan Prof. Eko K. Budiardjo dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (Fasilkom UI).
Ardi Sutedja menyampaikan materi tentang tata kelola, manajemen risiko, serta kepatuhan dalam membangun ketahanan siber, sementara Prof. Eko K. Budiardjo memaparkan pentingnya memahami kekuatan dan kelemahan infrastruktur digital Indonesia melalui analisis SWOT. Kedua narasumber ini memberikan wawasan berharga bagi peserta dalam memahami dinamika ancaman siber yang semakin berkembang.
Dengan diselenggarakannya kegiatan ini, diharapkan TNI dapat terus memimpin upaya memperkuat keamanan siber nasional dan mendorong kesadaran masyarakat luas akan pentingnya menjaga kedaulatan digital. Pertahanan siber yang kuat menjadi kunci dalam memastikan stabilitas nasional di era digital yang semakin rentan terhadap serangan.