Kabar Ngetren/Jakarta – Anggota DPR RI dan Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI), Bambang Soesatyo, mengungkapkan bahwa migrasi dari kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan listrik adalah langkah tak terhindarkan dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. Sebagai salah satu penyumbang utama emisi gas rumah kaca, kendaraan bermotor berbahan bakar fosil memberikan dampak buruk pada lingkungan, kesehatan, dan perekonomian.
Menurut Bamsoet, polusi udara yang dihasilkan oleh kendaraan fosil berkontribusi langsung pada kesehatan masyarakat. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kualitas udara yang buruk menyebabkan sekitar 7 juta kematian setiap tahun di dunia. Partikel halus PM2.5 dari pembakaran bahan bakar fosil menjadi pemicu penyakit pernapasan dan kardiovaskular.
“Perpindahan ke kendaraan listrik tak hanya mengurangi emisi karbon, tetapi juga memberikan dampak positif pada perekonomian dan kesehatan masyarakat,” ujar Bambang Soesatyo setelah menerima serah terima 10 unit motor listrik dari Jhon LBF di Jakarta, Jum’at, (29/11).
Bambang menambahkan, studi dari European Environment Agency (EEA) menunjukkan bahwa kendaraan listrik dapat mengurangi emisi CO2 hingga 70% dibandingkan dengan kendaraan bermotor berbahan bakar fosil. Selain itu, peralihan ini akan mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor minyak serta memperkuat ketahanan energi nasional.
Industri kendaraan listrik juga diproyeksikan menjadi pendorong perekonomian. Menurut laporan BloombergNEF, industri ini akan menciptakan lebih dari 10 juta pekerjaan baru di seluruh dunia pada tahun 2030. Selain itu, kendaraan listrik memiliki biaya operasional yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar fosil, terutama dalam hal pemeliharaan dan pengisian energi.
Bambang juga mengapresiasi langkah proaktif pemerintah Indonesia yang melalui Peraturan Presiden No. 55 Tahun 2019 merencanakan pengembangan industri kendaraan listrik, termasuk pembangunan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) dan stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU). Target pada tahun 2030 adalah pembangunan 31.859 unit SPKLU dan 67.000 unit SPBKLU.
“Untuk mempercepat migrasi ke kendaraan listrik, dibutuhkan kerjasama antara pemerintah, industri, dan masyarakat untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pengembangan kendaraan listrik,” kata Bambang Soesatyo.
Dengan upaya bersama, Indonesia dapat mengurangi emisi, menciptakan lapangan kerja baru, serta menuju masa depan yang lebih bersih dan lebih baik melalui kendaraan listrik.