Kabar Ngetren/Sorong – Gereja Kingmi di Tanah Papua menggelar ibadah syukur ke-86 tahun bertempat di Jemaat Klapos Klasis Sorong Fak-Fak pada Senin, (13/1). Ibadah ini merupakan peringatan perjalanan panjang sejak berdirinya Gereja Kingmi pada 6 April 1962 di Paniai, yang diikuti oleh perwakilan jemaat dari berbagai wilayah di Kota Sorong.
Pdt. Marten Keiya, S.Th, selaku Wakil Ketua Sinode di Tanah Papua, memimpin langsung ibadah syukur tersebut. Dalam khotbahnya, ia mengingatkan jemaat tentang pentingnya peran Sorong sebagai “kepala burung” Papua yang menjadi titik terang penyebaran Injil.
“Sebagaimana Injil telah hadir di Tanah Papua, kita harus memastikan bahwa Injil bersinar dari Sorong ke seluruh penjuru Papua,” ujar Pdt. Marten Keiya dalam pesannya.
Perayaan ini mengusung tema: “Injil Yesus Kristus adalah Kekuatan Allah dan Hikmat Allah” (1 Korintus 1:24). Adapun subtema yang diangkat adalah ajakan untuk melanjutkan keselamatan dan pelayanan Injil di tengah tantangan dunia modern.
Ketua Klasis Sorong Fak-Fak, Spenyel Momot, Amd, S.Sos, menyampaikan bahwa perjalanan Gereja Kingmi dimulai dari penginjilan di wilayah pegunungan pada tahun 1961, yang kemudian meluas ke wilayah pesisir pada tahun 1980-an.
“Gerakan Gereja Kingmi semakin besar berkat perjuangan para orang tua kami dan kekuatan Roh Kudus. Kini, tugas kita adalah melanjutkan misi pelayanan Injil di tengah dunia yang terus berubah,” ungkap Spenyel Momot.
Dalam sambutannya, Pdt. Marten Keiya menegaskan bahwa Gereja Kingmi bukanlah institusi baru, melainkan bagian dari misi Allah yang mengorbankan Yesus untuk keselamatan manusia.
“Injil adalah keselamatan dari Allah. Pesan Injil inilah yang menjadi kekuatan dan hikmat bagi umat Tuhan,” tegas Pdt. Marten.
Pdt. Marten juga menyerukan kepada seluruh umat untuk menjaga toleransi antarumat beragama di Tanah Papua.
“Momen ini bertepatan dengan perayaan Paskah dan bulan suci Ramadan. Saya mengajak semua pihak untuk menjaga toleransi demi kedamaian dan persatuan di Papua,” pungkasnya.
Perayaan 86 tahun Gereja Kingmi di Tanah Papua tidak hanya menjadi pengingat sejarah panjang penyebaran Injil, tetapi juga menjadi momen refleksi untuk menjaga toleransi antarumat beragama. Dengan terus mengedepankan pesan keselamatan dan pelayanan, Gereja Kingmi diharapkan dapat menjadi terang di Tanah Papua, menjawab tantangan globalisasi, dan mempererat persatuan di tengah masyarakat.