Kabar Ngetren/Jakarta – Pj Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Hj. Safriati Safrizal, menegaskan dukungan penuhnya terhadap perkembangan kerajinan Aceh agar semakin dikenal di berbagai event, baik nasional maupun internasional. Komitmen ini disampaikan oleh Safriati saat menghadiri acara Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MF) yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, pada Rabu, (30/10). Dalam acara tersebut, Safriati didampingi oleh Pj. Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Aceh, Dra. Sukmawati.
Menurut Safriati, IN2MF adalah ajang bergengsi yang menawarkan peluang besar bagi para desainer lokal untuk memperkenalkan kain tradisional atau wastra Aceh kepada pasar internasional. Tren kain tradisional saat ini semakin diminati oleh berbagai kalangan, sehingga ajang seperti IN2MF menjadi momentum tepat untuk menampilkan keunikan dan keindahan kain-kain Nusantara.
“Kegiatan yang disponsori oleh Bank Indonesia (BI) ini sangat mengakomodir para perajin wastra Indonesia, termasuk dari Aceh. Kami tentu sangat mendukung kesempatan ini karena membuka peluang lebih luas bagi para perajin dan desainer lokal untuk dikenal dunia,” ungkap Safriati.
Safriati mengaku bangga melihat banyak desainer muda yang tampil memukau di ajang IN2MF, termasuk Khairul, desainer muda asal Aceh yang membawa karya “Ija Kroeng”. Dengan keunikan dan sentuhan elegan, “Ija Kroeng” berhasil menarik perhatian banyak pihak di festival ini. Safriati berharap karya-karya ini bisa semakin melambungkan nama Indonesia, khususnya Aceh, di kancah internasional.
“Hari ini kita menyaksikan hasil karya para desainer muda yang luar biasa. Mereka adalah generasi penerus yang mampu membawa Indonesia, terutama Aceh, ke tingkat yang lebih tinggi. Semoga ke depan, Indonesia bisa tampil lebih sering di ajang internasional dengan membawa wastra khasnya,” harapnya.
Kerajinan Aceh, khususnya kain-kain tradisional seperti songket, tenun, dan bordir khas Aceh, memiliki potensi besar di pasar global. Dengan dukungan dari berbagai pihak, seperti pemerintah daerah, PKK, dan mitra seperti Bank Indonesia, Safriati berharap agar perajin Aceh bisa semakin termotivasi untuk berinovasi dan mengembangkan produk-produk berkualitas tinggi.
Dengan partisipasi di acara internasional seperti IN2MF, Safriati yakin kerajinan Aceh akan semakin dikenal, bukan hanya di dalam negeri tetapi juga di luar negeri. “Melalui acara ini, kami ingin menunjukkan bahwa Aceh memiliki kekayaan budaya yang patut dibanggakan. Semoga upaya ini mampu membuka jalan bagi wastra Aceh untuk lebih dikenal dan diminati di pasar internasional,” tambahnya.