Kabar Ngetren/Jakarta – Anggota DPR RI Bambang Soesatyo mengapresiasi pagelaran seni ketoprak bertajuk Retno Kencana, yang digagas oleh mantan Panglima TNI Laksamana TNI AL (Purn) Yudo Margono. Pagelaran ini mengangkat kisah heroik Ratu Kalinyamat, seorang pejuang perempuan dari Jepara yang berperan penting pada awal perkembangan Islam di Nusantara. Pemerintah Indonesia bahkan telah menetapkan Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 115-TK-TH-2023 tertanggal 6 November 2023.
“Ratu Kalinyamat adalah simbol kepemimpinan perempuan yang tangguh dan berani pada abad ke-16. Sebagai pemimpin Kerajaan Jepara, ia memperjuangkan keadilan dan kemerdekaan, menunjukkan bahwa perempuan juga memiliki peran besar dalam sejarah perjuangan bangsa,” ujar Bambang Soesatyo (Bamsoet) usai menyaksikan pertunjukan di Jakarta, Rabu malam, (4/12).
Hadir dalam acara tersebut sejumlah tokoh nasional, seperti Sinta Nuriyah Wahid, Lestari Moerdijat, Sugeng Suparwoto, Tuti Roosdiono, serta mantan Watimpres Sudarto.
Bamsoet menjelaskan, ketoprak merupakan salah satu seni pertunjukan tradisional khas Jawa yang memadukan unsur teater, musik, dan tari. Lebih dari sekadar hiburan, ketoprak menjadi medium untuk menyampaikan nilai-nilai budaya dan sejarah kepada masyarakat.
Pagelaran Retno Kencana membawa pesan moral tentang keberanian, kepemimpinan, dan perjuangan untuk keadilan.
“Pesan-pesan tersebut masih sangat relevan dengan kondisi masyarakat modern saat ini. Melalui seni seperti ini, generasi muda diajak untuk tidak melupakan sejarah dan menghargai budaya bangsa,” kata Bamsoet.
Pagelaran ini diselenggarakan oleh Kebaya Foundation, Laskar Indonesia Pusaka, dan Jaya Suprana School of Performing Arts, dengan arahan sutradara Teguh Kenthus Ampiranto. Para pemain yang turut berperan antara lain Dewi Bambang Soesatyo sebagai Ratu Kalinyamat, Yudo Margono sebagai Penasehat Panglima Perang, serta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai saudagar Wadimin.
Hasil dari penjualan tiket dan donasi sebesar Rp 500 juta disalurkan kepada Yayasan Pendidikan Dwituna Rawinala, lembaga yang mendukung pendidikan bagi anak-anak dengan disabilitas ganda.
“Melalui kegiatan ini, seni tradisional tidak hanya menjadi sarana hiburan, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat,” tutup Bamsoet.