Pada saat pra acara, para peserta disuguhkan cuplikan film berjudul Tell Me That You Love Me, serial drama korea yang menceritakan seorang pelukis yang memiliki masalah dengan pendengarannya. Selain itu juga ada berbagai cover musik dengan gerakan isyarat, hingga penampilan Tari Gerkatin (Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia).
Pembelajaran Kelas Bahasa Isyarat dihadiri Pj Bupati Bojonegoro Adriyanto yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Nurul Azizah, jajaran Forkopimda, kepala OPD, Camat, peserta kelas bahasa isyarat, narasumber Guru Tuli Kelas Bahasa Isyarat M. Nashir Abdul, Pimpinan Cabang Gerakan Kesejahteraan untuk Tuna Rungu Indonesia (DPC Gerkatin) Yoga Falakh Ramadhan, serta tamu undangan.
Dengan didampingi penerjemah isyarat, Sekda Bojonegoro, Nurul Azizah memaparkan, setelah berinteraksi dengan teman tuli, dapat pemahaman bahwa bahasa isyarat bisa mempersatukan. Hal ini merupakan fakta luar biasa. Ia memberi apresiasi pada Dinpora atas inisiasi penyetaraan ini.
“Nanti pada peristiwa penting lainnya diharapkan ada pemberdayaan dan tindaklanjut. Ini sebagai bagian dari pembangunan berkelanjutan dan ada kesetaraan gender agar tidak ada diskriminatif”. Tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Bojonegoro, Amir Syahid menerangkan, kelas bahasa isyarat perdana telah dilaksanakan dengan lancar. Ia menceritakan sosok Abdul, guru bahasa isyarat asal Bojonegoro yang pernah belajar dari SD hingga SMP di Bojonegoro, lalu ikut orangtua pindah ke Malang dari SMA hingga lulus kuliah. Abdul menjadi inspirasi agar tidak ada satupun masyarakat Bojonegoro termarjinalkan. Untuk itu harus mendapatkan pelayanan yang sama oleh pemerintah.
“Mas Abdul ini seorang guru bahasa isyarat asal Bojonegoro yang sekarang mengajar bahasa isyarat di Malang dan juga di Bojonegoro. Ini menjadi inspirasi kita ada seorang pemuda Bojonegoro yang ingin mengabdikan apa yang dibisa untuk Kabupaten Bojonegoro”. Imbuhnya.
Lebih lanjut, Amir Syahid mengatakan, inspirasi inilah yang mengawali kegiatan hari ini. Pelaksanaannya untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), serta sebagai peningkatan pelayanan masyarakat dan beberapa indeks yang jadi standar pelayanan pada masyarakat. Adapun kelas pertama sudah dimulai. Kelas pertama terdiri dari anggota Kodim 12 orang, Unugiri 3 orang, Unigoro 3 orang, dan Dinpora 3 orang.
“Kelas bahasa isyarat ini akan berlanjut untuk selanjutnya kelompok kepala dinas, camat, dan pelayanan publik lainnya seperti BUMN, BUMD, dan perbankan. Sehingga paling tidak dalam satu instansi ada yang mengerti dan bisa bahasa isyarat”. Terangnya.
Amir juga menjelaskan, kegiatan ini bertujuan memberikan pengenalan, dan masukan komunikasi pelayanan bahasa isyarat bagi teman tuli di ranah publik. Serta mengajarkan bahasa isyarat pada peserta untuk berkomunikasi, dan sebagai bentuk pemberdayaan staf sehingga dapat berkomunikasi jika masyarakat tuli datang ke pemerintah.
“Terbaru anggota Gerkatin ada 44 orang. Pelaksanaan kelas bahasa isyarat dibatasi 1 kelas 33 orang agar lebih intensif. Terdiri dari 7x pertemuan. Setelah itu ada kelas lanjutan. Kami akan berkirim surat kepada bapak ibu untuk dapat mengirimkan peserta”. Tutupnya. eFHa.