Cerita ini menceritakan tentang permainan gasing yang mana saat ini permainan gasing sudah jarang di mainkan akibat Para kaum remaja yang di kenal dengan zaman minelialnya senantiasa menggunakan teknologi untuk mempermudah kegiatan nya sehari hari.
Dengan begitu pesatnya perkembangan teknologi yang tidak dapat di mungkiri lagi sehingga kearifan lokal yang sudah membudayakan sejak zaman nenek moyang nya sudah di tinggalkan.
Kringgg… Kringgg… Kringgg” bunyi alarm akhirnya membangukanku dari tidur sembari berkata.
“Ahhhhhhhh nyenyak sekali aku tidur hari ini, owh iya ini kan hari libur aku mau kemana dan main apa yah,” ucapku.
Saat sedang berkata tiba-tiba terdengar ketukan pintu tok tok tok tok tok tok seseorang sedang memanggilku dan yah ternyata itu adalah adik ku Aisyah.
“Assalamualaikum ,kakak ku,kakak apakah aku boleh masuk,”tanya adikku Aisyah dengan ramah.
” Waalaikumsalam, iya boleh silahkan aja masuk dik”,jawabku.
Sang adik pun mulai memasuki kamar kakak nya setibanya di kamar ia melihat ada permainan aneh terbuat dari kayu lalu ia berkata?
“Kakak, ini apa namanya kok aku tak pernah lihat,” tanya nya penasaran tentang mainan itu. T
“Owh, ini namanya gasing dek ! ini itu permainan khas kita dek yang terbuat dari kayu menggris,” jelasnya sedikit.
” kok aku baru tau sih kakak!Boleh jelasin gx gasing itu apa kakak? Tanya nya lagi.
“Boleh!, jadi gasing itu adalah permainan yang terbuat dari kayu yang di beri pasak paku atau kayu yang dapat dipusingkan/diputar dengan kayu,yang berputar-putar pada poros dan berkeseimbangan pada satu titik.Permainan gasing itu juga merupakan mainan tradisional tertua yang ada di dunia yang kini hampir di lupakan oleh anak anak muda.,”jelasnya kepada Aisyah secara detail sejelasnya mengenai gasing.
“Owh ,jadi gasing itu permainan tradisional tertua dari zaman nenek moyang kita dulu toh kakak,”ucapnya menganggukan kepala mengerti tentang gasing.
“Iya dek, apakah kamu mau kakak ajarkan cara bermain nya hari ini! biar kamu bisa!juga nanti bisa mengajarkan temanmu untuk bermain nya secara bersama-sama,”jawabnya.
“Wah, aku mau banget kakak, kalo boleh kita bermain nya mau di mana? Tanya nya.
“Kita bermain nya, di taman yang deket rumah aja dek yah,”Jawab ku dengan lenah lembut penuh senyuman tak sabar ingin bermain gasing dan mengajarkan nya kepada adik nya.
“Baiklah, kakak”,sahutnya.
“Iya dek, kalo begitu kakak mau bandi dulu ya abis itu baru kita main bersama,”jawabku.
“Iya, kakak,”sahutnya.
Setelah berbincang lamanya nengenai gasing sang kakak pun mulai menuju kamar mandi untuk mandi kemedian bersiap untuk main selesai sudah 19 menit lamanya ia mandi dan bersiap siap-siap mereka berdua pun langsung keluar berpamitan kepada ayah, ibu sambil membawa gasing untuk bermain nanti nya.
“Ayah, ibu kami berdua boleh tidak bermain ke taman hari ini untuk bermain gasing “,ucap sang kakak Namira meminta izin.
” Tentu saja nak, dengan senang hati asalkan pulang nya jangan sore-sore ya takutnya hujan nanti,”jawab sang ibunda.
“Terima kasih ,banyak ayah, ibu sudah mengizinkan kami bermain,”ucap kami serentak bahagia.
“Iya, nak,sama-sama “jawab serentak ayah dan ibu kami.
Kalo begitu, kami pergi dulu yah! Ayah, ibu, “ucap kami berdua serentak.
“Iya, nak”jawab serentak kedua orangtua kami.
Tak lupa kebiasaan kami sebelum bermain bersalaman untuk meminta izin agar di berikan doa resti nanti ketika kembali bermain tidak terjadi apa-apa tanpa satu hal apapun.
“Assalamualaikum ayah, ibu, “ucap kami sembari mencium tangan dengan kedua orangtua kami.
“Waalaikumsalam wr wb, Nak”jawab serentak kedua orangtua kami.
Kami berdua pun mulai melakahkan kaki untuk berangkat bermain bergoncengan berdua menaiki sepeda Aisyah yang diberikan oleh ayah di hari ulang tahun nya.
Dengan tawa polos kami ,kami melepas satu tangannya dan melambaikan tangan kepada kedua orangtua yang dari tadi melihat anak putrinya dari teras rumah mereka bersama seakan membalas lambaian tangan Namira dan Aisyah.
Kami terus saja menggoeskan sepeda sembari menikmati indahnya pemandangan alam di desa tanpa terasa kini kami sudah sampai di taman bermain tempat yang sangat indah seseorang tiba -tiba menyapa memanggil dan ternyata itu adalah teman -teman desa kami.
“Hay, ternyata kalian pergi ke taman juga yah”,sapa temanya sembari bertanya.
“Halo, iya nih! Kami ingin bermain gasing di taman ini”,jawab serentak aku dan adikku.
“Owh, boleh gx kami ber 5 ikut bermain”tanya Rama temanya.
“Tentu saja boleh, ayo Rama, Tino, Tama, Risma, Hanif kita bermain gasing bersama”ucap Namira.
“Terima kasih, Namira, Aisyah sudah mau mengajak lami bermain bersama “jawab serentak teman-teman nya.
“Iya, sama -sama, kalo begitu ayo kita bermain gasing di bawah pohon rindang itu”ucap Aisyah.
“Iya, ayo”jawab serentak kami semua.
Dengan senang nya penuh senyuman manis kami semua pun mulai bermain gasing bersama saling bertanding satu sama lain dengan gaya normal, dincak, dan gaya selintot dengan penuh kebahagiaan kerukunan saling mengajari cara bermain yang benar.
Yang tadinya tak bisa bermain kini bisa bermain dengan sangat rihai lincah hingga tanpa terasa hari kini sudah sore waktunya kembali pulang ke rumah masing -masing karena sudah puasnya kami bermain permainan tradisional khas kami yang sudah ada dari zaman nenek moyang terdahulu yaitu gasing permainan khas Desa Simpang Rimba.
Tamat.
(Penulis: Putri Rahmawati Jurnalis Smansa Simba.)