Kabar Ngetren/Banyumas – Pada Selasa (05/02/2023), H. Ibnu Asaddudin secara resmi dilantik dan mengambil sumpah jabatan sebagai Kepala Kantor Kementrian Agama Kabupaten Banyumas menggantikan H. Aziz Muslim di Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Tengah. Sebelumnya, H. Ibnu Asaddudin menjabat sebagai Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Kebumen.
Setelah dilantik, H. Ibnu Asaddudin memberikan wawancara eksklusif kepada awak media dan menyatakan siap untuk melanjutkan program-program yang sudah ada untuk meningkatkan profesionalisme pelayanan terhadap masyarakat Banyumas dengan tiga komitmen menuju keberhasilan Banyumas (BJB).
H. Ibnu Asaddudin kemudian secara rinci menjelaskan tiga komitmen tersebut yaitu komitmen kebersamaan, komitmen berprestasi, dan komitmen menjadi yang terbaik. Ia berharap bahwa ketiga komitmen tersebut dapat diterapkan di seluruh Kantor Kemenag Banyumas.
Hadirnya komitmen kebersamaan sangat penting dalam sebuah organisasi, karena memiliki makna ikatan yang terbentuk dari asas kekeluargaan/persaudaraan. Ada empat unsur yang harus diciptakan dan dijaga oleh setiap keluarga Kemenag Banyumas:
- Satu visi sehati dan sepikir, karena terdapat banyak pendapat yang berbeda. Jika ingin membuat suatu kelompok yang kuat dan solid, maka kepentingan bersama harus lebih diprioritaskan dari kepentingan pribadi. Tinggalkan perbedaan dan galang rasa persamaan untuk mengantarkan organisasi ke titik kesuksesan.
- Tidak egois, jika sifat ini ada dalam sebuah organisasi, bisa dipastikan organisasi tersebut hanya memiliki program tetapi tidak ada kegiatan alias jalan di tempat. Jika ingin memiliki organisasi yang solid, maka wajib hukumnya belajar menurunkan ego demi kepentingan bersama.
- Kerendahan hati, organisasi akan memiliki anggota yang heterogen. Kerendahan hati akan menghindarkan kita dari rasa benci, iri hati, dan timbulnya kelompok yang terkotak-kotak.
- Kerelaan berkorban, setiap individu dalam sebuah organisasi akan memiliki sumbangsih yang berbeda-beda. Perbedaan sumbangsih tidak boleh membuat gesekan negatif yang bisa merambat pada perpecahan. Jika setiap individu dalam sebuah organisasi dapat memahami dan terus belajar untuk memenuhi kriteria empat unsur di atas, maka lambat laun organisasi yang dikembangkan akan menjadi semakin kuat dan solid.
Kesadaran diri untuk menjadi insan yang lebih baik dan terus bertumbuh akan sangat membantu dalam proses perubahan. Komitmen untuk mencapai prestasi maksimal tidak terlepas dari proses yang harus dilalui. Hasil yang baik didapatkan dari perjuangan dalam proses yang tidak mudah.
Untuk berprestasi, lakukanlah sesuai dengan passion yang kamu miliki. Seseorang yang mampu berprestasi karena memperjuangkan proses dengan passion-nya adalah hal yang biasa dan sudah banyak terjadi. Namun, seseorang yang berani mengambil pilihan untuk keluar dari zona nyaman, belajar melawan diri sendiri, dan menikmati prosesnya, itulah yang disebut sebagai berprestasi istimewa.
Jika kamu banyak berprestasi dan mempublikasikannya di media sosial, itu bukan berarti sombong atau pamer. Niatmu sebenarnya adalah untuk menginspirasi banyak orang yang melihat prestasi kamu di media sosial.
Berprestasi semakin berat bebannya jika kamu banyak dipuja-puji oleh banyak orang. Namun, sebaliknya, semakin dipuji, semakin bersemangat untuk berprestasi. Jangan merasa malu jika prestasi kamu diketahui oleh banyak orang. Namun, pastikan bahwa prestasi kamu tersebut dapat bermanfaat untuk umat. Berprestasi berarti kita membangkitkan yang namanya Aura Kompetisi. Ini bukan berarti bersikap sikut-sikutan dengan lawan atau mencari musuh, tetapi membuat diri kita tidak nyaman apabila hanya menjadi penonton. Kita harus memiliki aura tersebut agar hidup semakin bersemangat dan dinamis. Yuk, jadilah orang yang berprestasi!
Komitmen untuk menjadi yang terbaik. Jadilah yang terbaik di mana pun berada dan berikan yang terbaik yang kamu bisa berikan. Sifat seseorang merupakan suatu bentuk tidak nyata dari kehidupan. Jangan diam saja ketika kamu memiliki kemampuan yang luar biasa sehingga dapat membuat dunia tercengang. Meskipun menjadi yang terbaik membutuhkan waktu yang cukup lama dan kebulatan tekad serta latihan, namun menjadi yang terbaik merupakan perasaan yang tidak ada bandingannya. Jadilah ASN yang digdaya, yaitu siap dipanggil negara kapan saja dan siap menjadi apa saja, tetapi tidak boleh meninggalkan jati diri Kementrian Agama.
“Kita semua senang memiliki sahabat yang bisa melahirkan ide. Tidak perlu berpikir tentang benar atau salah, tetapi teruslah berkembang sehingga akan mekar menuju prestasi dan mampu mewujudkan Kankemenag Banyumas menjadi yang terbaik,” tandas H. Ibnu Asaddudin. (eFHa)