Kabar Ngetren/Kebumen – Pencarian korban longsor di Dukuh Lengkong, Desa Jemur, Pejagoan, Kebumen, terus berlanjut. Hingga kini, dua korban, Novi (26) dan anaknya, Febian (5), belum ditemukan setelah rumah mereka tertimbun longsoran tanah yang berasal dari lereng hutan desa setempat. Kejadian tragis ini terjadi pada Sabtu, (9/11), akibat hujan deras dan angin kencang yang melanda wilayah tersebut.
Insiden bermula sekitar pukul 18.00 WIB saat hujan lebat mengguyur Pejagoan. Sekitar pukul 19.30 WIB, tetangga korban, Chazinatul, mendengar suara gemuruh keras yang diikuti dengan longsoran tanah yang langsung menimpa rumah korban.
“Saat itu saya mendengar suara gemuruh yang sangat keras, kemudian tanah langsung menimbun rumah mereka,” tutur Chazinatul.
Kapolres Kebumen, AKBP Recky, yang memantau langsung proses pencarian di lokasi, menyampaikan bahwa upaya pencarian korban terus dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari Polres Kebumen, Polsek Pejagoan, TNI, BPBD Kebumen, serta para relawan.
“Tim kami bekerja tanpa henti secara bergantian untuk menemukan korban. Kami berharap mereka bisa segera ditemukan,” ujar AKBP Recky.
Kapolres juga mengingatkan masyarakat Kebumen untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama selama musim hujan dan cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan bencana.
Selain longsor di Pejagoan, hujan deras pada Sabtu malam juga menyebabkan banjir di sejumlah titik di Kebumen. Berdasarkan laporan Polres Kebumen, beberapa tanggul sungai dilaporkan jebol, di antaranya terjadi di Desa Sidomukti, Kecamatan Adimulyo; Desa Klepusanggar, Kecamatan Sruweng; dan Sungai Karanganyar. Kejadian ini mengakibatkan luapan air yang membanjiri pemukiman warga di sekitar lokasi tersebut.
Di Kecamatan Adimulyo, jebolnya tanggul Sungai Kemit menyebabkan air meluap hingga merendam rumah-rumah di Desa Sidomukti. Ketinggian air yang cukup mengkhawatirkan memaksa warga setempat untuk mengungsi sementara waktu. Kejadian serupa terjadi di Desa Klepusanggar, Kecamatan Sruweng, di mana jebolnya tanggul sungai memicu banjir yang merendam sejumlah rumah warga.
Situasi kritis juga terjadi di Kecamatan Karanganyar, dengan beberapa titik banjir akibat jebolnya tanggul Sungai Karanganyar yang menggenangi Kelurahan Panjatan dengan ketinggian air mencapai 1 hingga 2 meter. Sebagian warga terpaksa diungsikan ke tempat yang lebih aman. Banjir juga melanda Desa Kejawang, Kecamatan Sruweng, akibat luapan Kali Kejawang yang tidak mampu menampung debit air dari hujan deras, menyebabkan beberapa area pemukiman terendam.
Pemerintah daerah dan pihak berwenang terus berupaya menangani situasi di lokasi-lokasi terdampak bencana. Harapannya, cuaca segera membaik agar proses evakuasi dan penanganan dampak bencana dapat berlangsung lebih cepat.