Kabar Ngetren/Jakarta – Anggota DPR RI sekaligus dosen Pascasarjana Universitas Pertahanan (Unhan), Bambang Soesatyo, menyatakan bahwa langkah Presiden terpilih, Prabowo Subianto, yang mengumpulkan calon menteri dan wakil menteri untuk diberikan pembekalan sebelum dilantik, adalah contoh nyata dari kepemimpinan strategis. Hal ini merupakan bagian dari upaya menciptakan manajemen perubahan yang efektif di pemerintahan.
Dalam konteks kepemimpinan strategis, kemampuan untuk mengantisipasi perubahan, memiliki visi yang jelas, dan fleksibilitas dalam menghadapi tantangan sangatlah penting.
“Kepemimpinan strategis berfokus pada pemberdayaan orang lain untuk menciptakan perubahan yang diperlukan,” ungkap Bamsoet.
Dalam dunia yang terus berubah akibat globalisasi, organisasi dan pemerintah harus mampu beradaptasi dan melakukan perbaikan secara berkelanjutan.
Sumber daya manusia menjadi salah satu faktor utama dalam mencapai tujuan organisasi.
“Setiap organisasi pasti menginginkan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki daya saing tinggi,” tambah Bamsoet saat memberikan kuliah ‘Kepemimpinan Strategis Dalam Manajemen Perubahan’, Pascasarjana Program Studi Damai dan Resolusi Konflik, Fakultas Keamanan Nasional, Universitas Pertahanan, secara daring, di Jakarta, Jum’at, (18/10).
Dengan sumber daya manusia yang mumpuni, organisasi dapat melaksanakan tugasnya dengan lebih efektif, produktif, dan profesional.
Bamsoet menjelaskan bahwa kinerja organisasi merupakan salah satu ukuran keberhasilan, baik di sektor profit maupun non-profit. Keberhasilan ini tidak terlepas dari budaya organisasi yang dianut oleh anggotanya. Dalam era persaingan yang semakin ketat, budaya organisasi harus dikelola dengan baik, memperhatikan segala dinamika dan perubahan yang terjadi agar tujuan organisasi dapat tercapai.
“Kepemimpinan strategis memiliki dampak yang signifikan terhadap keberhasilan organisasi dan kebijakan yang dibangun,” kata Bamsoet.
Pemimpin yang efektif harus mampu membangun visi dan misi untuk organisasi, mengarahkan anggotanya menuju pencapaian tujuan yang diinginkan.
Ketua MPR RI ke-16 dan Ketua DPR RI ke-20 ini memaparkan bahwa pola kepemimpinan Presiden terpilih Prabowo Subianto, yang mengadakan pembekalan untuk calon menteri dan wakil menteri, dapat menjadi contoh nyata perubahan dalam pemerintahan. “Tidak ada presiden sebelumnya yang mengumpulkan calon menteri untuk pembekalan sebelum pelantikan,” tegasnya.
Pembekalan ini berlangsung selama dua hari, dari 16-17 Oktober 2024, di Hambalang. Setelah dilantik, para menteri dan wakil menteri akan kembali menerima pembekalan di Akademi Militer Magelang pada tanggal 23-27 Oktober 2024.
“Sebagai pemimpin, Presiden Prabowo ingin memastikan bahwa para menteri dan wakil menterinya memiliki visi dan misi yang sejalan dengan program-program pemerintahannya,” tambahnya.
Selain itu, pembekalan ini juga menekankan komitmen para calon menteri dan wakil menteri untuk mematuhi “aturan main” yang telah ditetapkan, seperti larangan memanfaatkan APBN untuk kepentingan pribadi.
Dengan pendekatan ini, Prabowo menunjukkan bahwa manajemen perubahan yang baik membutuhkan persiapan dan pemahaman yang mendalam dari setiap individu yang akan memegang peran penting dalam pemerintahan.
Langkah-langkah strategis yang diambil oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto dapat menjadi titik tolak untuk menciptakan pemerintahan yang lebih responsif dan adaptif terhadap perubahan. Dengan mengutamakan kualitas sumber daya manusia dan membangun budaya organisasi yang kuat, diharapkan pemerintahan yang baru dapat mewujudkan tujuan-tujuan besar bagi bangsa Indonesia.
