Malam Lailatul Qadar menjadi begitu istimewa karena dipercayai sebagai waktu di mana Alquran turun dari lauhul Mahfudz ke langit dunia untuk dijadikan pedoman dan petunjuk bagi umat manusia.
Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat al-Qadr ayat 1 yang menyatakan, “Sesungguhnya kami telah menurunkan Alquran pada malam Qadar.”
Oleh karena itu, malam Lailatul Qadar dianggap sebagai malam yang penuh berkah dan pahala bagi mereka yang beribadah dan beramal di malam tersebut.
Malam Lailatul Qadar juga dikenal sebagai malam seribu bulan karena pahala yang diberikan oleh Allah SWT bagi umat Muslim yang beribadah pada malam ini lebih baik daripada beribadah selama seribu bulan.
Hal ini sejalan dengan hadis Rasulullah yang menyatakan, “Sesungguhnya bulan Ramadan ini telah menghampiri kalian dan di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari 1000 bulan.
Barangsiapa yang terhalang dari menjumpainya, maka sungguh dia telah terhalang dari seluruh kebaikan dan tidaklah terhalang dari menjumpainya kecuali orang-orang yang merugi.” (HR Ibnu Majah)
Meskipun tidak diketahui kapan persisnya malam Lailatul Qadar terjadi, namun terdapat beberapa ciri-ciri yang dipercayai sebagai tanda-tanda kedatangan malam kemuliaan tersebut.
Udara dan angin sekitar terasa tenang, langit tampak bersih tanpa awan sedikitpun, keesokan harinya matahari terbit tanpa menyengat, malam hari terlihat cerah dan tidak terasa gelap, serta terasa sangat tenang.
Semua itu menunjukkan keistimewaan malam Lailatul Qadar yang tidak dapat dijelaskan secara ilmiah, namun dapat dirasakan oleh umat Muslim yang beriman.
Dalam rangka memperoleh kemuliaan Lailatul Qadar, umat Muslim dianjurkan untuk meningkatkan ibadah dan amal kebaikan di 10 hari terakhir bulan Ramadan. Mereka diharapkan dapat memperbanyak doa, membaca Alquran, berdzikir, dan melakukan amal kebaikan lainnya.
Dengan demikian, umat Muslim di seluruh dunia dapat merasakan keistimewaan malam Lailatul Qadar dan mendapatkan berkah serta pahala yang luar biasa dari Allah SWT. (Aris Mushofa)