Scroll untuk baca artikel
NewsTrending

Toko Buku Gunung Agung Menutup Cabangnya: Tantangan dalam Era Digital

55
×

Toko Buku Gunung Agung Menutup Cabangnya: Tantangan dalam Era Digital

Sebarkan artikel ini

Kabar Ngetren/Jakarta – Kabar kurang mengenakan datang dari salah satu toko buku terbesar dan cukup terkenal pada eranya, yaitu Toko Buku Gunung Agung. 

Kabarnya, toko buku tersebut akan menutup seluruh cabangnya di berbagai wilayah pada tahun ini. 
Jaringan gerai penjualan buku dan Alat Tulis Kantor (ATK) yang terkenal tersebut disebut tidak mampu bertahan karena beban pengeluaran operasional yang tidak sebanding dengan pendapatan.

Di tengah gempuran teknologi, digitalisasi, dan kemajuan dunia elektronik saat ini, toko buku satu per satu menghadapi tantangan yang serius. 

Akibatnya, pemutusan hubungan kerja (PHK) massal tak terelakkan dan hal ini membuat pelanggan merasa kecewa. 
Meskipun demikian, masih ada beberapa toko buku yang berusaha mempertahankan keberlangsungan bisnis mereka.
Baca Juga  Satgas Yonkav 6/Naga Karimata Bagikan Sembako di Desa Inbate NTT

Banyak kalangan yang mengungkapkan komentar dan pendapat mereka melalui media sosial terkait penutupan toko buku ini. 

Ada yang mengingat masa-masa kuliah di mana buku cetak masih menjadi primadona, sementara ada yang berpendapat bahwa tutupnya toko buku disebabkan oleh kurangnya minat membaca di kalangan masyarakat Indonesia.

Namun, apapun tanggapan dan komentar dari warganet, toko buku dan buku secara umum tetaplah menjadi bagian penting dalam penyebaran ilmu pengetahuan bagi semua kalangan. 

Buku adalah gudang ilmu yang tak boleh kita lewatkan untuk dibaca. Tentunya, sebuah buku tidak hanya terbatas pada buku pelajaran di sekolah atau buku rekomendasi dari dosen. 
Setiap buku memiliki nilai ilmu, wawasan, dan pengetahuan yang berharga yang harus kita telusuri dan pelajari.
Baca Juga  Menggalang Ekonomi Lokal: Prajurit Buaya Putih Borong Hasil Tani di Sinak Puncak Papua

Fenomena penutupan toko buku seperti yang dialami oleh Toko Buku Gunung Agung menggambarkan dampak dari perubahan tren konsumsi di era digital dan gempuran media sosial. 

Namun, penting bagi kita untuk tetap mengakui nilai dan kepentingan buku dalam memperkaya pengetahuan kita serta memperluas wawasan kita. 
Mari kita jadikan membaca sebagai kegiatan yang tetap kita lakukan, baik secara fisik maupun melalui platform digital, agar semangat literasi dan pengetahuan terus berkembang di tengah perkembangan teknologi yang pesat. (Maulana Yusuf)
Kabar Ngetren