Kabar Ngetren/Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa kemarau kering di Indonesia tidak hanya dipengaruhi oleh El Nino, tetapi juga faktor Indian Ocean Dipole (IOD).
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa intensitas El Nino semakin kuat di Indonesia, sementara IOD juga terdeteksi semakin kuat ke arah positif. Kondisi ini mengakibatkan kemarau tahun ini menjadi lebih kering, serupa dengan yang terjadi pada tahun 2019.
IOD, yang merupakan fenomena iklim di Samudra Hindia, secara signifikan memengaruhi pola cuaca dan iklim di wilayah sekitarnya, termasuk wilayah Afrika, Asia Tenggara, dan Australia.
Indeks iklim IOD diawasi dengan ketat oleh para peramal cuaca karena dampaknya yang berpengaruh pada rentang waktu sub-musiman dan musiman.
Kombinasi yang kuat antara El Nino dan IOD menyebabkan kondisi kemarau menjadi lebih parah di wilayah Indonesia.
Masyarakat mulai khawatir dengan sinar UV matahari yang terasa sangat kuat di Jakarta. Masyarakat diimbau untuk mengubah gaya hidup agar lebih sehat, seperti cukup minum air putih, menggunakan tabir surya saat berada di luar ruangan, dan memakai pakaian panjang untuk melindungi kulit dari efek sinar UV.
Meskipun masyarakat mengkhawatirkan dampak kemarau yang lebih kering, perubahan gaya hidup yang lebih sehat dapat membantu meminimalisir risiko kesehatan akibat paparan sinar UV yang berlebihan. (my)
Kabar Ngetren