Pesantren At-Taubah memiliki kurikulum seperti pondok pesantren pada umumnya. Di dalamnya terdapat berbagai aktivitas kerohanian.
Kali ini, kegiatan pesantren dilaksanakan di Padepokan Citrawirya Lapas Semarang. Mulai dari pengajaran agama, kajian kitab suci, pembacaan Maulid Al-Berjanji semua dilaksanakan dengan khidmat.
Setelah itu, kegiatan masih berlanjut dengan pembelajaran Iqro dan Al-Quran, Kajian Ilmu Tauhid, Tasawuf, Fiqih dan Akhlaq.
Kepala Lapas Kelas I Semarang, Usman Madjid mengungkap, warga binaan diwajibkan ikut pesantren tersebut, hal ini menjadi sarana memperkuat iman.
“Telah hadir 126 orang WBP dalam kegiatan pembinaan kerohanian melalui sistem pesantren. Disitu diberikan pendidikan agaman dan moral, hal ini dilakuan untuk memotivasi warga binaan dan memperkuat iman.” Ucap Kalapas pada Senin, (08/01/2024).
Pendekatan pembinaan di Pesantren At-Taubah berfokus pada peningkatan spiritualitas dan penguatan karakter warga binaan. Dengan melibatkan para ustadz dan tenaga pengajar yang kompeten, pesantren ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif di dalam Lapas.
Sebagai bagian dari program rehabilitasi, kegiatan ini diharapkan dapat membantu para warga binaan untuk membangun perubahan positif dalam diri mereka dan mempersiapkan diri untuk kembali ke masyarakat.
“Pesantren At-Taubah memberikan kontribusi positif dalam mendukung program rehabilitasi di Lapas Semarang, menciptakan ruang bagi warga binaan untuk mendalami nilai-nilai keagamaan dan meningkatkan kualitas spiritualitas mereka selama menjalani masa tahanan.” Pungkas Kalapas.
(Son/Ari)