Kabar Ngetren/Jakarta – Dalam upaya melawan perundungan dan kekerasan seksual di lingkungan pendidikan, Dharma Wanita Persatuan mengadakan webinar yang menyoroti peran orang tua. Acara tersebut, yang diselenggarakan pada Jumat, 8/2, di Jakarta, turut disiarkan melalui kanal YouTube Ditjen GTK Kemdikbud RI.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemedikbudristek) telah menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 46 Tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP). Permendikbudristek ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif, berkebinekaan, dan aman.
Dalam webinar tersebut, Psikolog CHA, CGA, Nurina, sebagai narasumber, menyoroti pentingnya peran orang tua dalam mencegah perundungan dan kekerasan seksual di lingkungan pendidikan. Nurina menekankan bahwa parenting bukan hanya tugas, tetapi juga seni yang memerlukan pemahaman mendalam terhadap peran yang dijalankan dan siapa yang menikmati peran tersebut.
Menurut Nurina, untuk mencegah perundungan dan kekerasan seksual, penting bagi orang tua untuk mengenali karakteristik pelaku perundungan dan melakukan tindakan pencegahan yang tepat. Ia juga memaparkan beberapa tanda yang dapat membantu mengenali korban perundungan atau pelecehan seksual.
Selain itu, Nurina menjelaskan bahwa pendidikan seks sejak dini sangat penting karena perkembangan anak tentang seks akan melewati tahapan perkembangan psikoseksual. Orang tua juga diharapkan dapat melakukan pola asuh yang seimbang dan menjaga pergaulan anak agar tidak terpengaruh oleh konten pornografi atau melakukan self-harm.
Dalam tahap menghadapi perundungan dan kekerasan seksual, Nurina menekankan pentingnya sinergi antara orang tua dan sekolah. Tahap preventif membutuhkan pertimbangan gaya belajar dan komunikasi anak, sementara dalam tahap kuratif, penting bagi orang tua untuk menciptakan lingkungan yang mendukung agar anak merasa nyaman untuk terbuka.
Sebagai penutup, Nurina memberikan beberapa anjuran bagi orang tua dan guru ketika anak mulai berani bercerita tentang pengalaman mereka. Anjuran tersebut termasuk mohon tidak bereaksi berlebihan, validasi perasaan anak, konfirmasi hal tersebut pada pihak terkait, dan tidak memaksa anak bercerita jika ia trauma atau keberatan.
Dengan demikian, partisipasi dan peran aktif orang tua dalam pencegahan perundungan dan kekerasan seksual menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan inklusif bagi semua anak. eFHa.