Kabar Ngetren/Jakarta – Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) tengah menggalakkan pertumbuhan iklim inovasi di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) melalui penerapan pilot project inovasi tematik. Pada tahun 2024, BSKDN menargetkan 5 daerah sebagai sasaran penerapan program ini, yakni Kabupaten Nias, Kabupaten Sigi, Kabupaten Belu, Kabupaten Kepulauan Aru, dan Kabupaten Nabire.
Kepala BSKDN, Yusharto Huntoyungo, menjelaskan bahwa dukungan tersebut berupa diseminasi inovasi, dengan mempelajari dan mengembangkan model praktik baik dari inovasi tematik yang berhasil diterapkan di daerah lain. Tujuan utamanya adalah untuk memberikan solusi bagi daerah 3T dengan permasalahan serupa atau memiliki kemiripan.
“Dengan mengidentifikasi karakteristik daerah, pilot project ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain terkait pengembangan inovasi,” ujar Yusharto saat memimpin Rapat Identifikasi Karakteristik Daerah Penerapan Pilot Project Tahun 2024. Rabu, 20/3.
Tiga tema layanan aplikasi yang akan diterapkan adalah Pajak dan Retribusi Daerah (ePatda), Validasi Data Kemiskinan (e-Vaskin), serta eBUMDES. Aplikasi ini merupakan hasil identifikasi dan penyempurnaan atas model inovasi yang telah berhasil dilakukan di beberapa daerah.
Yusharto juga menyebutkan daerah-daerah yang dijadikan rujukan untuk masing-masing tema aplikasi, seperti Kabupaten Sumedang dan Kota Surabaya untuk ePatda, Kabupaten Kulon Progo dan Kota Palembang untuk e-Vaskin, serta Kota Denpasar untuk eBUMDes.
Selain meningkatkan kualitas layanan publik berbasis aplikasi, penerapan pilot project di daerah 3T diharapkan dapat meningkatkan iklim inovasi secara keseluruhan. Yusharto menekankan bahwa meskipun output utama adalah inovasi, yang terpenting adalah perbaikan kualitas layanan publik di daerah terkait. eFHa.