Kabar Ngetren/Jakarta – Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo, bersama keluarga mengadakan acara open house dan halal bihalal Idul Fitri 2024 yang dihadiri oleh berbagai kalangan. Acara tersebut dihadiri oleh para duta besar dari berbagai negara sahabat, tokoh-tokoh politik seperti Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua TKN Prabowo-Gibran, Rosan Roslani, TPN Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Arsjad Rasjid, para pengurus, kader, dan anggota Partai Golkar, serta berbagai organisasi kemasyarakatan dan profesi lainnya.
“Halal bihalal merupakan salah satu tradisi keagamaan umat Islam Indonesia yang jarang ditemui di negara-negara lain. Sebagai bagian dari khasanah budaya, tradisi halal bihalal telah menjadi milik bangsa Indonesia. Mari manfaatkan momen halal bihalal ini untuk saling memaafkan,” ujar Bamsoet dalam acara tersebut. Jakarta. Rabu, 10/4.
Para duta besar yang hadir antara lain Dubes Australia Penny Williams, Dubes Maroko Ouadea Benabdellah, Dubes Brunei Darussalam Dato Seri Abdul Razak, Dubes Jepang Masaki Yasushi, Dubes Bahrain Ahmed Abdulla Alharmasi Alhajer, Dubes Iran Mohammad Boroujerdi, Dubes Greece Stella Bezirtzoglou, Dubes Singapura Kwok Fook Seng, Dubes Swiss Olivier Zehnder, Dubes Swedia Daniel Blockert, Dubes Designate Siprus untuk Indonesia Nicholas Panayiotou serta Wakil Dubes Korea Lee Ki Sung.
Tidak hanya para duta besar, acara tersebut juga dihadiri oleh sejumlah pejabat pemerintah seperti Kuasa Usaha Kedutaan Besar Uni Eropa Stephane Mechati, Kuasa Usaha Kedutaan Besar Mesir Islam Goher, Deputy Economy Czech Republic Alena Štojdlová, Wakil Ketua MPR RI Fadel Muhammad, Menko Perekonomian RI Airlangga Hartarto, dan Wakil Menteri BUMN RI Rosan Roeslani.
Bamsoet menegaskan bahwa Idul Fitri akan lebih sempurna dengan permohonan ampunan kepada Allah SWT yang diikuti permohonan maaf kepada sesama manusia. Dia juga mengajak untuk memanfaatkan momen tersebut sebagai pijakan untuk memperbaiki diri, keluarga, dan lingkungan sekitar.
“Ramadhan dan Idul Fitri harus mampu mengikis berbagai polemik yang terjadi pada bangsa Indonesia. Karena keduanya bukan hanya sekadar momen spiritual keagamaan saja, melainkan juga momen penguatan ikatan sosial persaudaraan kemanusiaan, melintasi ikatan politik maupun berbagai perbedaan lainnya,” tambahnya. eFHa.