Kabar Ngetren/Jakarta – Pada Sabtu, (4/5), Forum Indonesia Damai yang terdiri dari tokoh agama-agama bersama Pemimpin Spiritual Nusantara mengadakan acara Halal bi Halal di Katedral Jakarta. Acara ini merupakan bagian dari budaya umat Islam di Indonesia.
Hadir dalam acara tersebut beberapa tokoh agama, antara lain Sohibul Hajat, Kardinal Ignatius Suharyo, Pemimpin Spiritual Nusantara Sri Eko Sriyanto Galgendu, Romo Antonius Suyadi dari Komisi HAAK KAJ, Pendeta Gomar Gultom Ketua PGI, Budi S. Tanuwibowo Ketua Matakin, Engkus Ruswana Ketua MLKI, Wisnu Bawa Tenaya PH. PHDI, dan Drs. Piandi Ketua Permabudhi, serta Azisoko FPID.
Tradisi Halal bi Halal ini bermula dari gagasan Presiden Soekarno dengan dorongan dari KH. Wahab Hasbullah. Tujuannya adalah untuk menyatukan pendapat yang berbeda dari tokoh agama Islam. Acara ini telah menjadi budaya di Indonesia dan dipraktikkan oleh umat Islam di seluruh negeri.
Menurut KH. Marsudi Syuhud, acara Halal bi Halal ini mampu memecah kebekuan komunikasi antar tokoh agama, dimulai dari Istana Negara Jakarta dan dilanjutkan oleh Gubernur dan Bupati di seluruh Indonesia.
Meskipun tradisi Halal bi Halal hanya dilakukan oleh umat Islam di Indonesia, namun MUI kini memiliki 87 organisasi keislaman di bawahnya. Ini menunjukkan minat dan antusiasme yang tinggi terhadap tradisi ini.
KH. Marsudi Syuhud menekankan bahwa acara ini dapat meredakan perasaan yang tegang dan mempersatukan umat. Tradisi ini juga diminati oleh negara-negara Islam lainnya sebagai sarana untuk menyatukan umat.
Selain itu, Kardinal Ignatius Suharyo juga memberikan pandangan tentang pentingnya menghargai martabat manusia, terutama dalam menghadapi masalah perdagangan manusia yang semakin mengkhawatirkan.
Mengenai kedatangan Paus ke Indonesia pada 3-5 September 2024, akan ada pertemuan di Masjid Istiqlal, Katedral, dan acara ibadah di Gelora Bung Karno. Kedatangan Paus dianggap sebagai urusan negara, dan protokolnya ditentukan oleh Negara Vatikan. Kardinal Ignatius Suharyo juga meminta maaf karena keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan semua pihak dalam acara tersebut.
Sumber: Jacob Ereste, editor: eFHa.