Scroll untuk baca artikel
BeritaHeadlineNewsTrending

Munculnya Anoa di Lahan Tambang Sulawesi Tenggara, PW KAMMI Sultra Desak Evaluasi Lingkungan

91
×

Munculnya Anoa di Lahan Tambang Sulawesi Tenggara, PW KAMMI Sultra Desak Evaluasi Lingkungan

Sebarkan artikel ini

Kabar Ngetren/Kendari – Kemunculan hewan Anoa di lahan tambang Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) kembali menghebohkan masyarakat. Peristiwa terbaru terjadi di Kabupaten Konawe, menandakan bahwa aktivitas pertambangan di Sultra telah menyebabkan kerusakan lingkungan yang serius dan mengganggu habitat hewan endemik tersebut.

Ketua Pengurus Wilayah (PW) KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) Sulawesi Tenggara, Sumarno, mendesak Penjabat (Pj) Gubernur Sultra untuk mengevaluasi perusahaan tambang yang tidak memperhatikan aspek lingkungan. Ia menyoroti pentingnya penerapan Good Mining Practice yang selama ini diabaikan, sehingga mengakibatkan kerusakan ekosistem dan mengancam keberlangsungan hidup Anoa.

“Apalagi ini hewan Anoa, yang menjadi simbol maskot Sulawesi Tenggara dan terancam punah. Kami meminta pak Pj Gubernur menjaga, merawat, dan melindungi seluruh kekayaan flora dan fauna yang ada di Sultra dengan penuh tanggung jawab dengan mengevaluasi IUP (Izin Usaha Pertambangan) yang melanggar,” ujar Sumarno pada Jum’at, (12/7).

Sumarno juga berharap agar jika ditemukan aktivitas pertambangan yang melanggar aturan, segera ditindak tegas dan diproses sesuai hukum yang berlaku.

“Kami berharap jika ditemukan adanya aktivitas pertambangan yang melanggar aturan yang berlaku agar ditindak tegas dan diproses sesuai hukum yang berlaku agar hewan yang dilindungi dapat hidup semestinya,” tandasnya.

Kemunculan Anoa di lahan tambang menandakan bahwa kerusakan lingkungan di Sultra sudah pada tahap yang mengkhawatirkan. Habitat asli Anoa yang terganggu oleh aktivitas pertambangan tidak hanya mengancam kelangsungan hidup spesies tersebut tetapi juga mencerminkan buruknya pengelolaan lingkungan oleh perusahaan tambang.

Pentingnya menjaga kelestarian Anoa sebagai hewan endemik dan maskot Sulawesi Tenggara menjadi sorotan utama bagi berbagai pihak. Langkah evaluasi yang mendesak diharapkan dapat mengembalikan keseimbangan ekosistem dan memastikan keberlanjutan flora dan fauna di Sulawesi Tenggara.

Follow Official WhatsApp Channel KN Official untuk mendapatkan artikel-artikel terkini, Klik Di sini.

Yuk! baca artikel menarik lainnya di Google News.