Kabar Ngetren/Jakarta – PT Pos Indonesia berkomitmen untuk bertransformasi menjadi perusahaan logistik nasional dengan tujuan menurunkan biaya logistik di Indonesia dan memanfaatkan potensi pasar logistik yang hampir mencapai Rp 1.400 triliun. Hal ini disampaikan oleh Direktur Business Development dan Portfolio Management PosIND, Prasabri Pesti, dalam acara peluncuran buku Elephant Learns Flamenco: BUMN Menuju Indonesia Emas 2024 di Jakarta, Rabu, (31/7).
Prasabri menjelaskan bahwa transformasi ini bertujuan menjadikan Pos Indonesia sebagai orkestrator solusi logistik nasional yang dapat mempercepat peningkatan daya saing logistik di Indonesia.
“Kami melihat adanya peluang besar dalam industri logistik, yang bernilai sangat signifikan, hampir Rp 1.400 triliun. Dengan fokus pada portofolio logistik, kami berharap dapat meningkatkan nilai perusahaan,” ujar Prasabri.
Acara peluncuran buku tersebut, yang merupakan bagian dari Indonesia Brand Forum 2024, dihadiri oleh berbagai tokoh penting seperti Arief Yahya, mantan Menteri Pariwisata RI, Arya Sinulingga, Staf Khusus III Menteri BUMN, serta sejumlah direktur dari perusahaan BUMN lainnya seperti Garuda Indonesia, BSI, dan Pelindo.
Dalam rangka menjadi aggregator logistik nasional, PT Pos Indonesia melakukan beberapa perubahan strategis, termasuk rebranding dari logo burung merpati menjadi PosIND, singkatan dari Pos Indonesia Integrated National Distribution, dengan tagline “Logistik Indonesia”. Langkah selanjutnya meliputi kerja sama strategis untuk meningkatkan skalabilitas dan nilai ekonomi melalui konsolidasi penyedia layanan logistik (LSP) BUMN.
“Kami menjadikan PosIND sebagai host of partnership untuk sinergi dan integrasi logistik BUMN dan juga melakukan kemitraan dengan mitra global untuk meningkatkan kapabilitas manajemen dan operasional,” tambah Prasabri.
PT Pos Indonesia telah memulai tiga tahapan sinergi antar BUMN, termasuk sinergi platform digital GLID, yang memungkinkan visibilitas aset dan rute produk antar moda lebih terbuka, sinergi aset untuk efisiensi, dan kemungkinan merger atau akuisisi entitas badan usaha.
“Sinergi ini penting untuk meningkatkan daya saing global dan standar layanan, serta mengurangi redundansi investasi,” jelasnya.
Dengan lebih dari 1,6 juta pelaku usaha logistik di Indonesia, rata-rata pendapatan per LSP masih rendah dibandingkan negara lain. Oleh karena itu, PT Pos Indonesia, di bawah kepemimpinan Dirut Faizal Djoemadi, berkomitmen untuk meningkatkan kualitas service level agreement, akuntabilitas, dan daya saing. PosIND juga berperan sebagai mitra logistik pemerintah dan membentuk Gudang Konsolidasi UMKM untuk mendukung pelaku usaha kecil dan menengah.
Transformasi ini telah membuahkan hasil positif, dengan PT Pos Indonesia mencatat laba bersih terbesar dalam sejarah perusahaan, yakni Rp 728 miliar pada tahun 2023. Dengan langkah-langkah strategis ini, Pos Indonesia siap menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di pasar logistik nasional.