Scroll untuk baca artikel
BeritaHeadlineNewsTrending

OPM Serang Pilot Helikopter di Mimika Papua: Aksi Teror yang Mengganggu Stabilitas Keamanan

56
×

OPM Serang Pilot Helikopter di Mimika Papua: Aksi Teror yang Mengganggu Stabilitas Keamanan

Sebarkan artikel ini

Kabar Ngetren/Mimika – Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali menunjukkan sikap agresifnya dengan menyerang seorang pilot helikopter, Glen Malcolm Conning, pada hari Senin (5/8/2024). Pilot berkewarganegaraan Selandia Baru yang bekerja untuk PT Intan Angkasa Air Service ini diserang dengan senjata api dan senjata tajam di Distrik Alama, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah. Akibat serangan tersebut, Glen Malcolm Conning meninggal dunia.

Kapen Kogabwilhan III, Kolonel Inf Winaryo, mengutuk keras tindakan ini, menyatakan bahwa aksi OPM tersebut mencederai upaya perdamaian di Papua dan mengganggu stabilitas keamanan yang penting untuk percepatan pembangunan. “Serangan ini menunjukkan pelanggaran serius terhadap keamanan dan hak asasi manusia yang harus direspons dengan tegas,” ujarnya.

Distrik Alama, yang sebelumnya relatif aman karena tidak adanya pos TNI atau Polri di wilayah tersebut, kini mengalami gangguan keamanan serius akibat insiden ini. Upaya menuju perdamaian menjadi semakin sulit jika serangan bersenjata oleh OPM terus terjadi, terutama jika melibatkan warga sipil.

Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) OPM, Sebby Sambom, dalam pernyataannya kepada The Associated Press pada Rabu, (7/8), mengklaim bahwa pilot Glen Malcolm Conning memasuki wilayah yang dianggapnya terlarang. “Kami telah memberikan peringatan bahwa wilayah ini adalah zona terlarang bagi penerbangan sipil,” katanya.

Baca Juga  Pasukan Yonif 623/BWU: Mengakhiri 15 Bulan Pengabdian di Papua Barat Daya

Padahal, Distrik Alama adalah bagian dari kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan penerbangan sipil seperti yang dilakukan helikopter PT Intan Angkasa telah sesuai dengan aturan dan hukum yang berlaku. Helikopter dengan nomor penerbangan PK-IWN Type MD-500 ini, yang disewa oleh Dinas Kesehatan Mimika, terjadwal untuk terbang dari Timika ke Alama pukul 09.30 WIT dan diperkirakan tiba pukul 10.25 WIT.

Serangan ini menambah daftar panjang pelanggaran hak asasi manusia oleh OPM yang selama ini telah menjadi masalah serius di Papua. Aparat keamanan, termasuk TNI dan Polri, diharapkan dapat terus menegakkan hukum dan keadilan untuk memastikan stabilitas dan keamanan di wilayah tersebut.