Indramayu – Calon Bupati (cabup) Indramayu, Lucky Hakim (LH), kembali memicu kontroversi dengan pernyataan yang dinilai merendahkan media lokal.
Di hadapan wartawan, LH menyatakan bahwa media yang tidak mendukungnya adalah “tidak waras” dan mengklaim pemberitaan media lokal tidak akan memengaruhi elektabilitasnya karena pembaca media lokal sangat sedikit.
Pernyataan tersebut disampaikan LH saat jumpa pers terbatas dengan sejumlah wartawan yang diklaim sebagai pendukungnya. Ironisnya, pernyataan itu juga diucapkan di hadapan wartawan media lokal yang hadir di lokasi.
“Tapi ketika media yang berwajah mendeklarasikan tajam dan terpercaya ternyata beritanya itu sampah-sampah gitu loh. Dan itu menurut saya kewarasan kita sudah terdegradasi,” ujar LH.
Selain itu, LH menyamakan ketidakwarasan media dengan analogi ular yang harus “dibunuh dengan cara menggetok kepalanya,” sambil menyinggung pihak-pihak tertentu sebagai “kepala” yang harus diinterpretasikan sendiri.
Pernyataan LH memicu respons keras dari komunitas wartawan di Kabupaten Indramayu. Ketua Forum Komunikasi Jurnalis Indramayu, Dedy S Musashi, menegaskan bahwa pernyataan tersebut merendahkan martabat wartawan dan media lokal. Ia menyerukan boikot total terhadap pemberitaan Lucky Hakim.
“Seluruh wartawan Indramayu marah atas pernyataan itu, dan kami sepakat memboikot seluruh pemberitaan kegiatan Lucky Hakim,” tegas Dedy, yang juga menjabat Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Indramayu.
Beberapa pendiri media lokal menilai bahwa LH tidak hanya menghina media tetapi juga meremehkan kemampuan wartawan dalam menjangkau pembaca.
Urip Triandi, Pemimpin Redaksi media online garisperistiwa.com, menegaskan bahwa tidak ada perbedaan mendasar antara media lokal, regional, dan nasional dalam hal penyampaian informasi.
“Semua berita bisa tembus ruang, waktu, dan belahan dunia mana pun. Kami jelas tersinggung, dan akan meminta pertanggungjawaban pernyataan Lucky Hakim,” ujarnya.
Junedi, kepala biro jabaronline.com, turut menantang klaim LH yang menyebut pembaca media lokal sedikit.
“Ayo kita uji kalau pembaca kami sedikit. Dalam hitungan menit, pembaca kami bisa ribuan orang. Jangan meremehkan kami dong,” ungkap Junedi.
Hingga berita ini diterbitkan, LH belum memberikan klarifikasi atas pernyataannya. Wartawan yang mencoba menghubungi melalui pesan singkat WhatsApp juga belum menerima jawaban.