BeritaHeadlineNewsPemerintahanTrending

Strategi Swasembada Pangan, Wamentrans Viva Yoga: Indonesia Berpeluang sebagai Lumbung Pangan Dunia

26
×

Strategi Swasembada Pangan, Wamentrans Viva Yoga: Indonesia Berpeluang sebagai Lumbung Pangan Dunia

Sebarkan artikel ini

Kabar Ngetren/Jakarta – Mewujudkan swasembada pangan sebagai langkah menuju kedaulatan bangsa bukanlah tugas yang mudah. Diperlukan kolaborasi semua pihak, menyingkirkan ego sektoral, dan menempatkan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi atau golongan.

Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Transmigrasi, Viva Yoga Mauladi, dalam seminar “Outlook Agriculture KAHMI 2025” yang digelar di KAHMI Center, Jakarta, dan diikuti peserta dari berbagai daerah secara daring pada Kamis, (30/1).

Dalam seminar bertema “Swasembada Pangan dalam Rangka Kemandirian Ekonomi Menuju Indonesia Maju”, Viva Yoga optimis bahwa swasembada pangan dapat tercapai. Ia menegaskan bahwa Indonesia masih memiliki lahan luas dan subur yang belum dioptimalkan secara maksimal.

“Kami mendorong masyarakat dan pemerintah untuk bersama-sama membangun swasembada pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani,” ujar Viva Yoga.

Baca Juga  Gebyar Imtihan Madrasah Al Ittihaad 2 Pasir Lor, Inspirasi Pendidikan Banyumas

Menurut Viva Yoga, Indonesia berpeluang menjadi lumbung pangan dunia dalam beberapa tahun ke depan, asalkan ada kerja keras dan sinergi antara pemerintah dan masyarakat.

“Ini bukan mimpi. Dengan kerja keras dan strategi yang tepat, saya yakin Indonesia bisa menjadi lumbung pangan dunia,” tegasnya.

 

Beberapa langkah strategis yang perlu dilakukan untuk mencapai swasembada pangan antara lain:

Meningkatkan produktivitas lahan melalui pengembangan lumbung pangan desa, daerah, dan nasional.

Menjamin ketersediaan lahan pangan secara berkelanjutan.

Meningkatkan tata kelola sistem pangan, baik dari aspek produksi, distribusi, hingga konsumsi.

Menjaga ketahanan pangan dan mengatasi kerawanan pangan di berbagai daerah.

Untuk meningkatkan produksi pangan, Viva Yoga menekankan pentingnya strategi intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian.

Intensifikasi pertanian dilakukan dengan tiga cara utama:

Baca Juga  Polres Metro Jakbar Gagalkan Tawuran Pelajar, Cegah Aksi Kekerasan dengan Patroli Perintis Presisi

1. Meningkatkan produktivitas lahan dengan penggunaan benih unggul, pupuk, air irigasi, dan alat pertanian modern.

2. Mengurangi susut panen dengan pemanfaatan alat mesin pertanian pascapanen seperti harvester dan RMU.

3. Meningkatkan indeks pertanaman dengan optimalisasi lahan yang sudah ada.

Sementara itu, ekstensifikasi dilakukan dengan memperluas lahan pertanian melalui pencetakan lahan sawah baru dan menambah lahan baku sawah.

Meski memiliki potensi besar, Viva Yoga mengakui bahwa upaya swasembada pangan menghadapi berbagai tantangan. Beberapa di antaranya:

1. Stagnasi produksi pangan, seperti turunnya produksi padi sekitar 1,1% pada 2019-2023.

2. Ketergantungan pada impor, dengan angka impor beras mencapai 3,1 juta ton pada 2023.

3. Kerawanan pangan, yang masih terjadi di 16% kabupaten/kota di Indonesia.

4. Alih fungsi lahan pertanian, terutama di Pulau Jawa, yang mencapai 80 ribu hektar dalam periode 2019-2024.

Baca Juga  Presiden Jokowi Dorong Keuntungan Usaha untuk Investasi Kembali

5. Degradasi lahan, dengan 89,5% lahan dinilai tidak berkelanjutan.

6. Minimnya regenerasi petani, karena 70% petani dan nelayan berusia di atas 43 tahun.

Namun, Viva Yoga optimis bahwa tantangan tersebut dapat dikelola menjadi peluang baru, terutama dengan memanfaatkan lahan luas di Kalimantan, Nusa Tenggara, dan Papua.

Seminar ini juga menghadirkan tokoh-tokoh penting di bidang pertanian dan ekonomi, seperti Prof. Abdullah Puteh, Prof. Jafar Hafsah, Prof. Rokhmin Dahuri, Prof. Sofyan Sjaf, serta Munadi Herlambang dari BNI.

Follow Official WhatsApp Channel KN Official untuk mendapatkan artikel-artikel terkini, Klik Di sini.

Yuk! baca artikel menarik lainnya di Google News.

Ingin produk, bisnis, atau agenda Anda diliput dan tayang di kabarngetren.com?

Silahkan kontak melalui email: kabarngetrn@gmail.com