Kabar Ngetren/Magelang — Ribuan masyarakat tumpah ruah di Alun-alun Kota Magelang, Minggu, (13/4), untuk menyaksikan kemeriahan “Grebeg Getuk 2025”. Perayaan budaya tahunan ini digelar dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-1.119 Kota Magelang, yang tahun ini tampil lebih megah dan sarat makna historis.
Grebeg Getuk 2025 menyuguhkan prosesi budaya penuh simbol dan filosofi, mulai dari Penetapan Perdikan Mantyasih, Penyerahan Prasasti Mantyasih, hingga pengusungan Gunungan Palawija. Seluruh rangkaian acara menggambarkan asal-usul Kota Magelang sebagai kota tua yang sarat sejarah dan nilai-nilai luhur.
Acara ini dihadiri berbagai tokoh penting seperti anggota DPR RI Vita Ervina, Bupati Magelang Grengseng Pamuji, Bupati Temanggung Agus Gondrong, serta budayawan dan tokoh masyarakat lainnya. Seluruh peserta mengenakan pakaian adat Jawa, menciptakan suasana sakral yang kental dengan nuansa tradisi.
Wali Kota Magelang, Damar Prasetyono, memimpin jalannya upacara dengan berbahasa Jawa. Dalam prosesi ini, juga dilakukan penyerahan resmi Surat Pencatatan Hak Cipta Grebeg Getuk dari Dirjen Kekayaan Intelektual Kemenkumham kepada Pemkot Magelang. Surat tersebut diserahkan oleh Gepeng Nugroho, seniman lokal sekaligus pencipta Grebeg Getuk.
Puncak kemeriahan Grebeg Getuk ditandai dengan penampilan kolosal Sendratari “Babad Mahardika” karya Gepeng Nugroho yang melibatkan 260 pelajar penari dan 50 pendukung. Sendratari ini memukau penonton dengan gerakan penuh ekspresi dan iringan gamelan yang menggugah.
Simbol kesuburan juga turut dihadirkan dalam bentuk dua gunungan besar (laki-laki dan perempuan) serta 17 gunungan palawija yang diarak oleh perwakilan dari 17 kelurahan. Dalam hitungan menit, gunungan-gunungan tersebut ludes diperebutkan warga sebagai bentuk syukur dan doa keberkahan.
Wali Kota Damar mengungkapkan rasa syukur atas kelancaran acara dan berharap Grebeg Getuk dapat membawa berkah bagi seluruh masyarakat.
“Tuhan meridai, alam mendukung, sehingga acara berjalan sukses. Semoga membawa berkah untuk Magelang dan sekitarnya,” ujar Damar.
Walkot Damar juga menegaskan bahwa ke depan, Grebeg Getuk akan dikemas lebih spektakuler dan dipromosikan secara nasional hingga internasional untuk memperkuat posisi Magelang sebagai pusat kebudayaan Jawa.
Usia 1.119 tahun menjadikan Magelang sebagai salah satu kota tertua di tanah Jawa dan Nusantara. “Saya yakin, peradaban Kota Magelang akan semakin istimewa di masa depan,” tambahnya.
Salah satu pengunjung dari Belgia, Benn, mengaku takjub dengan prosesi Grebeg Getuk.
“Acaranya luar biasa, saya sangat suka tari tradisional dan gamelannya. Ekspresi dan gerakannya unik, kami tidak punya budaya seperti ini di negara saya,” ucapnya.
Benn bahkan menyarankan wisatawan mancanegara agar mengunjungi Magelang setidaknya sekali dalam hidup untuk merasakan kekayaan budaya yang otentik dan luar biasa.
Yuk! baca artikel menarik lainnya di
Google News
.