Kabar Ngetren/Medan – Puluhan anggota Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Al Washliyah (IPA) Provinsi Sumatera Utara kembali mengadakan aksi unjuk rasa di depan Mapolda Sumatera Utara pada hari ini, dalam apa yang disebut sebagai “unjuk rasa jilid dua” pasca aksi sebelumnya pada Jum’at, 1/3. Mereka menuntut agar Kapolda Sumatera Utara melalui Dirkrimsus Polda Sumut mengungkap kasus suap yang terjadi di Pemerintahan Kabupaten Batubara pada tahun 2023.
Aksi ini dipimpin oleh Ahmad Irham Tajhi, sekretaris IPA Sumut, yang dalam orasinya menyoroti kinerja yang dinilai lemah dari Kapolda Sumatera Utara dalam menangani kasus tersebut. Mereka mempertanyakan mengapa hingga saat ini dalang suap tersebut, yang diduga mantan bupati Batubara Zahir periode 2018-2023, belum ditindaklanjuti oleh Dirkrimsus Polda Sumatera Utara. Selain itu, mereka juga menduga keterlibatan Sekretaris Daerah (NDS) dan Asisten III Pemkab Batubara (RA) dalam konspirasi tersebut, dan menuntut agar keduanya segera dipanggil dan ditetapkan sebagai tersangka.
Muhammad Amril Harahap, ketua Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Al Washliyah Sumatera Utara, menegaskan bahwa pihaknya akan mengadukan lemahnya kinerja Kapolda Sumatera Utara dan jajarannya dalam menuntaskan kasus ini ke Mabes Polri di Jakarta pada minggu depan. Mereka berargumen bahwa tindakan tersebut jelas melanggar undang-undang tentang pemberantasan tindak pidana korupsi. Selasa, 5/3.
Namun, situasi di tempat tersebut menjadi tegang ketika peserta aksi menolak untuk masuk ke dalam kantor Mapolda Sumatera Utara, menyatakan bahwa mereka sudah muak dengan penjelasan yang diberikan oleh pihak Dirkrimsus yang diduga masih melindungi NDS dan RA. Beberapa di antara mereka bahkan menyatakan akan menghadap langsung ke Mabes Polri untuk menyampaikan keluhan mereka. eFHa.