Scroll untuk baca artikel
BeritaHeadlineNewsPertanianTrending

Dampingi Presiden Jokowi, Mentan Amran Kunjungi Perkebunan Kopi di Lampung Barat

96
×

Dampingi Presiden Jokowi, Mentan Amran Kunjungi Perkebunan Kopi di Lampung Barat

Sebarkan artikel ini

Kabar Ngetren/Lampung – Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melakukan kunjungan ke perkebunan kopi di Desa Kambahang, Kecamatan Batubrak, Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung. Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk terus memperkuat dukungan terhadap komoditas kopi Indonesia sebagai salah satu kopi terbaik dan terbesar di dunia.

Dalam kunjungan tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan pentingnya perhatian pemerintah terhadap komoditas kopi.

“Dan kita tahu, harga kopi sekarang ini terus naik, meskipun kadang turun, tapi secara tahunan naik terus. Lalu volume untuk permintaan ekspor juga naik terus. Inilah yang tadi saya sampaikan ke Pak Menteri Pertanian agar memberi perhatian pada komoditas kopi,” ujar Presiden pada Jum’at, (12/7).

Saat ini, harga komoditas kopi mencapai 70 ribu rupiah per kilogram dalam bentuk kering atau green bean. Rata-rata produktivitas kopi petani mencapai 3 hingga 4 ton per hektare. Presiden menginginkan agar petani meningkatkan produksi hingga mencapai 8 ton per hektare untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.

“Yang paling penting adalah produktivitas per hektarnya harus naik, yang masih 1 hektar, 1 ton, 2 ton, harusnya bisa masuk ke 8 ton atau 9 ton. Tetapi ingat, ini tugas kita bersama bagaimana membuat produktivitas per hektarnya menjadi naik drastis,” tegasnya.

Pemerintah telah menyiapkan alokasi pupuk subsidi yang meningkat dua kali lipat, dari 4,5 juta menjadi 9,5 juta. Kenaikan ini diharapkan dapat mendorong produksi sehingga mampu memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun internasional.

“Dan itu bisa terjadi kalau ada perawatan yang baik, ada pupuk yang baik, ada jarak tanam yang mungkin lebih rapat sehingga produktivitas perhatiannya bisa naik. Ingat kita memiliki 1,2 juta hektare kopi, baik Robusta maupun Arabica, di seluruh Indonesia,” jelas Presiden.

Presiden Jokowi juga menekankan pentingnya hilirisasi produksi kopi untuk meningkatkan nilai tambah dan pendapatan petani. Hilirisasi tidak hanya diterapkan pada kopi, tetapi juga pada komoditas lain seperti coklat, kakao, dan sawit.

“Ya harus seperti itu, harusnya semuanya tidak dalam bentuk mentahan, bahkan tidak hanya kopi, tetapi coklat, sawit dan semua komoditas perkebunan lainnya,” tambahnya.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menambahkan bahwa luas areal kopi nasional tahun 2023 mencapai 1.268.905 hektare dengan produksi sebesar 756.097 ton, menjadikan Indonesia sebagai produsen kopi terbesar keempat di dunia yang menyumbang 6 persen dari kopi dunia.

“Indonesia memproduksi 91 persen kopi Robusta dan 9 persen kopi Arabika, dengan nilai ekspor tahun 2020-2022 mengalami kenaikan sebesar US$ 326.451 atau 40 persen, dari sebelumnya US$ 821.932 menjadi US$ 1.148.383. Sedangkan volume ekspor naik sebesar 58.201 ton atau 15 persen dari 379.354 ton menjadi 437.555 ton,” jelasnya.

Di provinsi Lampung, luas perkebunan kopi mencapai 155.165 hektare dengan produksi 108.069 ton, didominasi oleh kopi Robusta.

“Yang menarik adalah petani kopi Lampung Barat sebagian besar menerapkan teknologi sambung pucuk pada budidaya kopi Robusta dan menghasilkan produktivitas 1,1 ton per hektare atau di atas produktivitas rata-rata nasional 0,813 ton per hektare,” ungkap Mentan Amran.

Follow Official WhatsApp Channel KN Official untuk mendapatkan artikel-artikel terkini, Klik Di sini.

Yuk! baca artikel menarik lainnya di Google News.

Baca Juga  Latihan Parasailing Koops Udara I TA 2024: Prioritaskan Keselamatan dalam Setiap Tahap Latihan