Scroll untuk baca artikel
BeritaHeadlineNewsPertanianTrending

Senyum Petani Kopi Buleleng: Wayan Inwan dan Kegembiraan di Tengah Tingginya Harga Kopi

51
×

Senyum Petani Kopi Buleleng: Wayan Inwan dan Kegembiraan di Tengah Tingginya Harga Kopi

Sebarkan artikel ini

Kabar Ngetren/Buleleng – Wayan Inwan, seorang petani kopi dari Kabupaten Buleleng, tampak penuh kegembiraan. Di tengah lebatnya pepohonan kopi, ia bersama beberapa pekerjanya dengan cermat memantau buah kopi yang telah matang. Kegembiraan ini tidak lain disebabkan oleh tingginya harga kopi kering di pasaran saat ini, yang dapat mencapai Rp 85 ribu hingga Rp 120 ribu per kuintal, tergantung pada perawatan organiknya. Rabu, (17/7).

Berada di lahan seluas 100 hektare di Dusun Amerta Sari, Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Inwan mengelola 7 hektare lahan, dengan 5 hektare difokuskan sebagai kebun kopi. Kebun ini merupakan warisan nenek moyangnya yang telah lama menanam kopi lokal. Inwan bertekad untuk meneruskan semangat sebagai petani kopi yang telah diwariskan oleh keluarganya.

Mengelola kebun atas nama Kelompok Tani Sari Mekar, dengan Inwan sebagai ketuanya, sejak tahun 2004 ia telah melakukan peremajaan kebun kopi dengan memperkenalkan berbagai varietas seperti Sigararutang, S796, Kopi Kopyor, dan Kopi Yellow. Kini, ia tengah mengembangkan Kopi Gayo di lahannya.

Baca Juga  Babinsa Koramil 12/Simo Hadiri Kegiatan Reses Anggota DPRD Boyolali di Desa Blagung

 

Namun, perjalanan tidak selalu mulus. Pada tahun 2020, cuaca buruk sempat mempengaruhi hasil panennya. Meskipun demikian, Inwan tetap semangat, karena ia percaya bahwa bisnis kopi sangat menjanjikan jika dilakukan dengan serius dan perawatan yang tepat.

Kelompok Tani Sari Mekar telah mendapatkan sertifikat organik dari Control Union di Belanda, serta sertifikat Rain Forest untuk praktik pertanian ramah lingkungan. Hal ini memungkinkan produksi kopi mereka diekspor ke pasar internasional seperti Amerika Serikat, Belanda, dan Perancis melalui eksportir PT. Indokom.

Baca Juga  Muhamaddiyah: Dari Madrasah Kecil Hingga Menjadi Konglomerat Sosial Terkaya

Permintaan pasar internasional yang tinggi membuat pihaknya sering kewalahan. Pada tahun 2023, permintaan mencapai 30 kontainer, namun mereka hanya mampu memenuhi 5 kontainer saja. Untuk mengatasi hal ini, Inwan terus berupaya memperluas lahan dan meningkatkan mutu kopi dengan menggunakan pupuk organik yang diproduksi dari limbah kopi dan pupuk kandang.

Dengan semangat dan dedikasi, Wayan Inwan berharap dapat terus memenuhi permintaan pasar internasional dan meningkatkan kesejahteraan para petani kopi di Buleleng.