Scroll untuk baca artikel
News

Mahasiswa KKN UIN Saizu Purwokerto di Malaysia Siap Sulap Masalah Sampah Jadi Berkah

33
×

Mahasiswa KKN UIN Saizu Purwokerto di Malaysia Siap Sulap Masalah Sampah Jadi Berkah

Sebarkan artikel ini
Purwokerto – Mahasiswa UIN Saizu Purwokerto yang Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional di Malaysia berkomitmen menyulap sampah menjadi handycraft atau dibuat ecobrick. 
Komitmen itu muncul saat Mahasiswa KKN yang ditempatkan di Kawasan Semporna melihat banyaknya sampah menumpuk di sepanjang perkampungan.
Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat UIN Saizu Purwokerto, Mawi Khusni Albar mengatakan, Kawasan Semporna merupakan sebuah daerah yang terletak 100 kilometer dari Tawau Airport. 
Pihaknya telah datang bersama dengan Pimpinan NGO Semporna Prihatin Moh Hassan. Mereka langsung beraksi menggali hal yang bisa dikerjakan.
Menurut Moh Hassan, di Semporna ini terdapat puluhan kepulauan dan ratusan warga yang tidak bisa baca tulis. Selain itu, tempat itu dimana mahasiswa tinggal berada di kompleks perkampungan yang rumahnya terbuat dari panggung dan berdiri di atas perairan laut Semporna.
Dalam kesempatan itu, didapati pula banyaknya sampah plastik yang menumpuk di sepanjang perkampungan tersebut. Mawi dalam kesempatan itu menyampaikan ke beberapa tokoh masyarakat, bahwa sampah-sampah tersebut akan berubah menjadi berkah bagi masyarakat.
Namun, kata Mawi, dengan catatan para warga di kampung tersebut juga memiliki komitmen untuk bersama-sama dengan mahasiswa. “Kami mengambil dan memilih sampah-sampah tersebut untuk dibuat menjadi handycraft atau bisa juga dibuat ecobrick,” jelas Mawi dalam keterangannya, Senin (29/1/2024).
Disaat yang sama, Mawi diminta memberikan ceramah di hadapan ratusan santri di suatu pesantren. Di dalam ceramahnya dia menyampaikan mereka semua merupakan aset bagi Negeri Sabah. “Mari kita wujudkan Negeri Sabah ini menjadi negeri yang makmur dan sejahtera dengan cara meningkatkan SDM melalui pendidikan tinggi,” harapnya.
Lebih lanjut, Mawi mengatakan, pihaknya melihat di negeri ini menjadi destinasi wisata bagi para pelancong dari banyak negara. Namun, masih sangat sedikit warga di sini dapat menikmatinya. “Saya melihat warga lokal justru hanya menjadi buruh  sedangkan pendatang manjadi tuannya,” jelasnya.
Dalam hal ini, kata dia pendidikan sangat penting. Para santri setelah selesai menimba ilmu di jenjang menengah, diharapkan dapat melanjutkan ke perguruan tinggi baik di dalam maupun di luar negeri. 
Kabar Ngetren