Kabar Ngetren/Jakarta – Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo, mengunjungi The Diplomat Tailor and Batik Gallery dan memberikan apresiasi atas kontribusinya dalam memajukan industri batik dan fashion lokal. Dalam kunjungannya pada Senin. 4/3. Bamsoet menekankan pentingnya pelestarian dan promosi batik Indonesia sebagai warisan budaya yang kaya akan makna filosofis.
Bamsoet mengungkapkan penghargaannya terhadap The Diplomat Tailor and Batik Gallery yang tidak hanya menghasilkan produk dengan kualitas premium, tetapi juga melibatkan berbagai Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam proses produksi. Dia menyoroti keunggulan galeri tersebut dalam memberikan layanan super cepat, yang memungkinkan konsumen mendapatkan jas atau kemeja batik dalam waktu 1×24 jam tanpa mengorbankan kualitas.
Selain itu, Bamsoet juga menyampaikan dukungannya terhadap kepedulian The Diplomat Tailor and Batik Gallery dalam menggunakan bahan batik dari pengrajin lokal sebagai upaya pelestarian budaya. Dia menegaskan bahwa batik merupakan kekayaan nasional yang kaya akan simbol dan makna filosofis, dan menggarisbawahi peran penting setiap elemen bangsa dalam menjaga dan mempromosikan keberadaannya, baik di dalam maupun di luar negeri.
Bamsoet membedakan antara batik khas Indonesia dengan batik printing asal China yang tidak memiliki proses filosofis dalam pembuatannya. Dia menyoroti nilai filosofis yang terkandung dalam setiap tahap pembuatan batik khas Indonesia, mulai dari pembuatan malam (lilin), pewarnaan, hingga pelepasan lilin dari kain. Menurutnya, potensi ekspor batik Indonesia masih sangat besar, dan berbagai upaya promosi terus dilakukan untuk lebih mengenalkan batik ke dunia internasional.
Dengan kunjungan ini, Bamsoet tidak hanya memberikan dukungan terhadap industri batik lokal, tetapi juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama melestarikan dan mempromosikan keberadaan batik Indonesia sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas dan budaya bangsa. eFHa.