Scroll untuk baca artikel
BeritaHeadlineNewsTrending

Majelis Dzikir dan Sema’an Al-Qur’an: Mengungkapkan Kehadiran Spiritualitas di Desa Kebocoran

157
×

Majelis Dzikir dan Sema’an Al-Qur’an: Mengungkapkan Kehadiran Spiritualitas di Desa Kebocoran

Sebarkan artikel ini

Kabar Ngetren/Banyumas – Suasana di kediaman Turhamun, M.S.I di Desa Kebocoran, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, pada Minggu pagi, (9/6), tidaklah seperti biasanya. Ribuan jamaah dari berbagai kalangan berkumpul untuk menghadiri awal kegiatan Majelis sema’an Al Qur’an dan Dzikrul Ghofilin yang diselenggarakan oleh Jantiko Mantab Kabupaten Banyumas.

Dalam atmosfer kesyahduan, para penghafal Al Qur’an menyuguhkan lantunan ayat-ayat suci, sementara penyimak dengan khidmatnya menelusuri makna-makna yang tersembunyi. Menurut Sohibul Bait, Turhamun, M.S.I, Jantiko Mantab adalah jamiyah dzikir yang fokus pada semaan Al Qur’an dan Dzikrul Ghofilin, dengan tujuan mengingatkan mereka yang lupa akan kebesaran Allah SWT.

Majelis ini, yang pertama kali diadakan di lingkungan tersebut, telah menjadi bagian dari rutinitas Ahad Pahing malam Senin Pon di wilayah Eks Karesidenan Banyumas. Di sana, para peserta dari berbagai latar belakang, termasuk tokoh agama, masyarakat, dan unsur pemerintah, berkumpul tanpa memandang perbedaan aliran atau organisasi.

Salah satu peserta, K.H. Agus Sabuth Panoto Projo, putra K.H. Chamim Thohari Djazuli atau Gus Miek, menyampaikan pesan-pesan Gus Miek tentang pentingnya dzikir untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Gus Miek, yang dikenal dengan akhlak mulianya, menginspirasi keberlanjutan Majelis Dzikrul Ghofilin Jantiko Mantab yang telah berlangsung sejak tahun 1982.

Baca Juga  Pemeriksaan Mata Gratis Cabup Fahmi-Dimas: Wujud Peduli Kesehatan Warga Purbalingga

Majelis ini tidak hanya sekadar membaca Al Qur’an, tetapi juga mengadakan dzikir-dzikir, sholawat, dan do’a bersama, membawa pesan kedamaian dan keberkahan bagi seluruh peserta. Dengan harapan agar semua yang hadir dapat mendapatkan berkah dalam hidup mereka, Majelis ini menjadi bentuk nyata dari keberagaman yang bersatu dalam kebersamaan beribadah.