Kabar Ngetren/Luang Prabang – Plh Dirjen Bina Administrasi Kewilayahan, Kemendagri Dr. Drs. Amran, MT memimpin delegasi Indonesia dalam Sidang Tahunan ke-7 ASEAN Smart City Network (ASCN) yang diselenggarakan di Luang Prabang, Laos, pada Selasa, (30/7). Amran hadir sebagai National Representative (NR), menggantikan Dirjen Bina Administrasi Kewilayahan.
Delegasi Indonesia terdiri dari perwakilan Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan, Kemendagri, Ditjen Kerjasama ASEAN Kementerian Luar Negeri, KBRI Laos, Chief Smart City Officer (CSCO) dari Kabupaten Banyuwangi, Kota Makassar, Kabupaten Sumedang, serta perwakilan Universitas Katolik Parahyangan dan ASECH Indonesia.
Dalam sambutannya, Amran menyampaikan ringkasan kegiatan ASCN selama Keketuaan Indonesia pada tahun 2023.
“Pertemuan ASCN Annual Meeting ke-6 telah sukses diselenggarakan pada bulan Juli 2023, di mana diadakan juga Discussion Series yang terdiri dari empat topik: Industry and Innovation, Quality Environment, Safety, Security, and Built Infrastructure, serta Civic, Social, Health, and Well-Being.” ucapnya.
Amran menambahkan bahwa Indonesia telah terpilih menjadi ASCN Shepherd untuk periode 2023-2025.
“Selama Keketuaan Indonesia, telah dilaksanakan kerja sama dengan mitra eksternal untuk memperluas peluang investasi melalui penyelenggaraan ASEAN-Norway Business, Policy and Stakeholder Engagement on Circular Economy and Smart Cities Solutions, the 5th ASEAN-Japan Smart Cities Network High-Level Meeting, serta the Smart City Professional Program (ASPP) Short-Term Training and Master’s Degree Course,” jelas Amran.
ASCN adalah platform bagi kota-kota di sepuluh Negara Anggota ASEAN untuk bekerja sama mewujudkan pembangunan perkotaan yang cerdas dan berkelanjutan dengan menggunakan teknologi. Saat ini, ASCN memiliki 31 kota percontohan, termasuk empat dari Indonesia: DKI Jakarta, Kota Makassar, Kabupaten Banyuwangi, dan Kabupaten Sumedang. Masing-masing kota dipimpin oleh Chief Smart City Officer (CSCO) dan diwakili secara nasional oleh National Representative (NR).
Dalam sidang tersebut, para CSCO mempresentasikan kemajuan, tantangan, dan rencana yang akan dilaksanakan di bawah ASCN Smart City Action Plans (SCAPs). Kabupaten Sumedang memaparkan kesuksesan menurunkan angka stunting dari 32,2% pada tahun 2018 menjadi 7,89% pada tahun 2023, serta peningkatan Indeks e-Gov dari 2,4 pada tahun 2018 menjadi 4,14 pada tahun 2023 melalui inovasi data-driven government framework. Kota Makassar mempresentasikan sistem Sombere and Smart City, layanan telemedicine (Home Care Dottoro Ta), layanan pajak terintegrasi (Pakinta), serta inovasi lorong wisata dan pengembangan UMKM berbasis digital (Makassar Incubator Center).
Kabupaten Banyuwangi memaparkan Mal Pelayanan Publik (MPP) Digital yang mempermudah pengurusan 43 jenis dokumen kependudukan melalui mobile phone, Program Banyuwangi Tanggap Stunting, dan Inovasi Homestay Naik Kelas untuk meningkatkan kualitas homestay guna meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan yang menginap di homestay.
Amran juga menyampaikan bahwa Indonesia telah memperoleh beragam dukungan dari mitra eksternal dalam pengembangan kota cerdas.
“Diantaranya dukungan proyek pembangunan global melalui Official Development Assistance (ODA) Fund dari Republik Korea untuk pembangunan Ibu Kota baru Indonesia dan studi kelayakan pengembangan ‘Banyuwangi Smart Kampung’ dari Ministry of Land, Infrastructure, Transport, and Tourism Jepang melalui Japan ASEAN Mutual Partnership (JAMP),” jelas Amran.
Amran menutup pesannya, bahwa perkembangan positif yang telah dicapai Kabupaten dan Kota pilot project serta dukungan kolaborasi dari seluruh negara dan mitra eksternal ASCN akan semakin mendukung pengembangan kota cerdas dan secara konkret mengakselerasi percepatan investasi berkelanjutan di Indonesia.