Kabar Ngetren/Jakarta – Bambang Soesatyo, anggota DPR RI dan Ketua MPR RI ke-15, menegaskan bahwa kepemimpinan strategis memiliki peran penting dalam keberhasilan komunikasi dan negosiasi di setiap organisasi. Sebagai dosen tetap Pascasarjana Universitas Pertahanan (Unhan), Bamsoet menekankan bahwa melalui visi yang kuat, hubungan yang baik, komunikasi efektif, dan kemampuan beradaptasi, seorang pemimpin dapat mencapai hasil positif yang diharapkan.
“Kepemimpinan strategis harus mampu mengintegrasikan komunikasi dan negosiasi secara sinergis. Setiap pemimpin wajib menguasai seni komunikasi yang efektif sehingga dapat menyampaikan ide dengan jelas dan mendengarkan masukan dari anggota tim. Ini sangat penting terutama dalam fase negosiasi yang membutuhkan klarifikasi dan pemahaman bersama,” ujar Bamsoet saat memberikan kuliah ‘Kepemimpinan Strategis Dalam Komunikasi dan Negosiasi’ pada Program Studi Damai dan Resolusi Konflik, Fakultas Keamanan Nasional, Universitas Pertahanan secara daring, Selasa (29/10).
Sebagai Ketua DPR RI ke-20 dan Ketua Komisi III DPR RI ke-7 bidang Hukum & HAM, Bamsoet menjelaskan bahwa setiap pemimpin memiliki gaya komunikasi yang berbeda dalam menyampaikan pesan. Bamsoet mencontohkan gaya komunikasi Presiden Joko Widodo yang dikenal simbolis dan mudah dipahami oleh berbagai lapisan masyarakat. Jokowi, menurut Bamsoet, cenderung menghindari istilah teknis yang rumit agar pesan yang disampaikan lebih mudah dicerna publik.
Selain itu, Jokowi sering kali menciptakan suasana yang santai dalam banyak kesempatan. Ia aktif berinteraksi langsung dengan masyarakat, memberikan kesan yang dekat dan akrab. Tak hanya itu, Jokowi juga memanfaatkan media sosial untuk berkomunikasi dengan rakyat, sering kali membalas komentar atau pesan dari warganet, sehingga terjalin hubungan yang baik antara pemimpin dan masyarakat.
“Meskipun seorang presiden, Jokowi tetap menampilkan sosok yang relatable. Cara berpakaian yang sederhana dan komunikasi yang tidak berlebihan membuatnya terhubung lebih dekat dengan rakyat. Dengan gaya komunikasinya ini, Jokowi berhasil membangun kepercayaan serta menciptakan kedekatan dalam kepemimpinannya,” jelas Bamsoet.
Berbeda dengan Jokowi, Presiden Prabowo Subianto memiliki gaya komunikasi yang tegas dan penuh keyakinan. Wakil Ketua Umum KADIN bidang Politik dan Keamanan ini menjelaskan, dalam setiap pidato dan pernyataannya, Prabowo menggunakan bahasa tubuh dan intonasi suara yang mencerminkan wibawa dan kekuatan kepemimpinannya. Komunikasinya juga sering kali menekankan nilai-nilai nasionalisme, cinta tanah air, dan kemandirian bangsa yang menggugah semangat patriotisme.
Prabowo juga sering menyampaikan argumentasi yang kuat, lengkap dengan dukungan data dan fakta, untuk memperkuat ucapannya. Prabowo tak hanya memberikan visi yang jelas, tetapi juga menggambarkan rencana konkret untuk mencapai tujuan tersebut, menjadikannya seorang pemimpin yang penuh keyakinan dan memiliki misi jelas.
“Prabowo tegas dalam merespons kritik. Ia tidak ragu membela posisinya jika diperlukan, terutama terhadap lawan politik atau media. Dalam berbagai kesempatan, ia menekankan pentingnya persatuan dan kerjasama antar elemen masyarakat untuk mencapai tujuan bersama,” ujar Bamsoet.
Bamsoet menekankan bahwa gaya komunikasi unik dari setiap pemimpin dapat mendukung kepemimpinan strategis dalam menghadapi tantangan. Baik pendekatan Jokowi yang dekat dengan rakyat maupun Prabowo yang tegas, keduanya menunjukkan bahwa gaya komunikasi efektif dapat menciptakan ikatan emosional dengan masyarakat, membangun kepercayaan, dan mencapai keberhasilan organisasi. Gaya komunikasi seperti ini penting bagi pemimpin Indonesia dalam menghadapi tantangan global dan memajukan bangsa.