Kabar Ngetren/Surabaya – Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menggandeng United States Agency for International Development (USAID) melalui program Tata Kelola Pemerintahan yang Efektif, Efisien, dan Kuat (ERAT) untuk memperkuat replikasi inovasi daerah. Upaya ini bertujuan mempercepat pembangunan daerah yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan merata.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala BSKDN, Yusharto Huntoyungo, saat membuka Seminar Nasional Menumbuhkan Budaya Inovasi Daerah melalui Replikasi Inovasi Daerah secara Berkelanjutan di Grand Ballroom Hotel Mercure Surabaya, Rabu, (4/12).
“Replikasi inovasi bukan sekadar meniru, tetapi juga menyesuaikan solusi yang sudah terbukti berhasil dengan kebutuhan dan tantangan lokal. Langkah ini dapat mempercepat pencapaian tujuan pembangunan daerah,” ujar Yusharto.
Yusharto menjelaskan bahwa kolaborasi antara BSKDN dan USAID ERAT tidak hanya mempercepat implementasi inovasi di daerah, tetapi juga memperkuat sinergi antara pemerintah pusat dan daerah. Forum replikasi inovasi yang dirancang dalam kolaborasi ini bertujuan menjadi wadah berbagi pengetahuan dan pengalaman lintas sektor, melibatkan akademisi, swasta, dan masyarakat sipil.
“Hingga 2024, replikasi inovasi berhasil diterapkan di daerah seperti Kabupaten Gowa, Kabupaten Sumenep, dan Kota Serang. Hasilnya menunjukkan peningkatan signifikan dalam efektivitas pelayanan publik,” jelasnya.
Untuk mendukung replikasi inovasi, pemerintah mendorong pemanfaatan teknologi digital, salah satunya melalui aplikasi Tuxedovation. Aplikasi ini memudahkan proses kolaborasi antar daerah, memonitor implementasi, dan mengevaluasi hasil inovasi secara efisien.
“Dengan pendekatan berbasis teknologi, pemerintah daerah dapat meningkatkan kinerja, mengurangi kesenjangan pembangunan, dan menciptakan tata kelola yang lebih modern, transparan, serta responsif terhadap kebutuhan masyarakat,” tambah Yusharto.
Seminar ini juga menghadirkan narasumber dari berbagai daerah. Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Jawa Timur, Andriyanto, menegaskan pentingnya inovasi berbasis riset untuk menciptakan dampak nyata.
Sementara itu, Perwakilan Dinas Kominfo Kabupaten Gowa, Dhyni Widyaswari Dwiputri, berbagi keberhasilan program Sahabat Lapor yang meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengaduan publik. Peneliti dari NTT, Charles Conrad Rambung, juga memaparkan strategi daerahnya dalam memanfaatkan inovasi untuk mengatasi tantangan seperti kemiskinan dan stunting.
Seminar ini menjadi bukti pentingnya kolaborasi berbagai pihak untuk mendorong inovasi daerah yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat sekaligus mendukung percepatan pembangunan nasional.