Kabar Ngetren/Surabaya – Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri, Yusharto Huntoyungo, menegaskan bahwa replikasi inovasi daerah menjadi elemen strategis dalam mempercepat pembangunan berkelanjutan. Hal ini disampaikan dalam Seminar Nasional bertajuk Menumbuhkan Budaya Inovasi Daerah melalui Replikasi Inovasi Daerah Secara Berkelanjutan yang berlangsung di Grand Ballroom Hotel Mercure Surabaya pada Rabu, (4/12).
Menurut Yusharto, replikasi inovasi bukan sekadar meniru, tetapi juga mengadaptasi solusi terbaik agar sesuai dengan konteks dan kebutuhan lokal.
“Replikasi inovasi daerah membutuhkan dukungan menyeluruh dari pemerintah, termasuk pelatihan teknis, pendampingan, dan pemanfaatan teknologi digital. Aplikasi berbasis digital, seperti Tuxedovation, dapat mempermudah implementasi dan evaluasi hasil inovasi,” ujar Yusharto.
Yusharto menambahkan bahwa replikasi inovasi daerah bertujuan tidak hanya menyelesaikan masalah lokal, tetapi juga memperkuat kapasitas pemerintah daerah dalam menjalankan program pembangunan yang lebih responsif.
“Inovasi daerah dapat menciptakan pembangunan yang inklusif, transparan, dan berkelanjutan, memberikan dampak langsung pada kesejahteraan masyarakat,” lanjutnya.
Sejalan dengan itu, Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Jawa Timur, Andriyanto, menekankan pentingnya inovasi berbasis riset agar dampaknya nyata.
“Replikasi inovasi harus fokus pada peningkatan pelayanan publik, kepuasan masyarakat, dan kesejahteraan ekonomi,” jelasnya.
Perwakilan Diskominfo Kabupaten Gowa, Dhyni Widyaswari Dwiputri, menjelaskan keberhasilan program Sahabat Lapor, sebuah inisiatif yang melibatkan pemuda sebagai fasilitator layanan pengaduan publik. Program ini berhasil meningkatkan partisipasi masyarakat dan memperluas cakupan wilayah kerja pengaduan.
“Sahabat Lapor memberikan rasa nyaman kepada masyarakat untuk menyampaikan masukan tentang pelayanan publik yang kurang optimal,” ungkap Dhyni.
Sementara itu, peneliti dari Nusa Tenggara Timur (NTT), Charles Conrad Rambung, membagikan pengalaman inovasi di daerahnya untuk mengatasi tantangan seperti kemiskinan dan stunting.
“Dengan pendekatan riset dan kolaborasi, kami terus membangun iklim inovasi hingga berhasil melakukan replikasi yang berdampak nyata,” tutup Charles.
Seminar ini menegaskan pentingnya budaya inovasi dalam mendorong daerah untuk terus berkembang dan memberikan manfaat langsung kepada masyarakat.