Kabar Ngetren/Jakarta – Wakil Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia, Bambang Soesatyo, menyatakan dukungannya terhadap program Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan kemandirian energi nasional. Ia menegaskan, kemandirian energi dapat dicapai melalui peningkatan lifting minyak dan gas bumi (Migas) serta pengurangan impor minyak. Langkah ini akan memperkuat posisi Indonesia di pasar global, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan stabilitas nasional.
Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengungkapkan bahwa konsumsi Migas dalam negeri terus meningkat, mencapai 1,6 juta barrel per hari, sementara lifting nasional hanya sekitar 600.000 barrel per hari. Kondisi ini memaksa Indonesia mengimpor hingga 1 juta barrel per hari untuk memenuhi kebutuhan energi.
“Peningkatan lifting Migas sangat krusial untuk menutup gap antara konsumsi dan produksi nasional. Ketergantungan impor yang tinggi dapat melemahkan ekonomi, sehingga pemerintah harus segera mengambil langkah strategis,” ujar Bamsoet usai bertemu Kepala SKK Migas Djoko Siswanto, Selasa, (17/12).
Bamsoet menyoroti data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), yang mencatat produksi minyak dalam negeri pada 2024 hanya 578.842 barrel per hari, jauh di bawah target 635.000 barrel per hari. Untuk mengatasi hal ini, Bamsoet menyarankan beberapa langkah strategis:
1. Konsolidasi dengan KKKS
Pemerintah perlu bekerja sama dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk mempercepat pelaksanaan Plan of Development (PoD) di 301 Wilayah Kerja (WK) migas. Apabila KKKS tidak menjalankan PoD, wilayah kerja dapat dialokasikan kepada investor baru untuk mendorong peningkatan lifting dan investasi di sektor Migas.
2. Revitalisasi Sumur Minyak
Revitalisasi terhadap 4.500 sumur minyak idle atau tidak produktif menjadi langkah strategis untuk memaksimalkan produksi. Program ini juga berpotensi menciptakan lapangan kerja dan mendorong kegiatan ekonomi di sekitar wilayah eksplorasi.
Selain peningkatan produksi, Bamsoet menekankan pentingnya menciptakan iklim investasi yang kondusif. Regulasi yang sering menjadi hambatan perlu disesuaikan agar tidak mengurangi minat investor.
“Dengan konsolidasi dan revitalisasi, serta regulasi yang mendukung, sektor Migas Indonesia dapat menjadi lebih kompetitif. Ini adalah langkah penting untuk mengurangi impor dan memperkuat kemandirian energi,” jelas Bamsoet.
Bamsoet juga mengapresiasi upaya Presiden Prabowo dalam mendorong kemandirian energi sebagai bagian dari visi besar membangun ekonomi Indonesia yang tangguh.
“Kemandirian energi adalah kunci stabilitas ekonomi nasional. Dengan kerja sama erat antara pemerintah, industri, dan masyarakat, kita optimis program ini akan terwujud,” pungkas Bamsoet.