Kabar Ngetren/Jakarta – Pada Senin, (16/12). Ratusan anggota Pramuka memenuhi Aula Kantor Pusat Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN di Jakarta untuk mengikuti Sekolah Siaga Kependudukan (SSK). Kegiatan bertema “Pramuka Peduli Kependudukan dalam Rangka Mendukung Gerakan Ayah Teladan” ini secara resmi dibuka oleh Mendukbangga/BKKBN, Dr. Wihaji, S.Ag., M.Pd.
Dalam sambutannya, Wihaji menjelaskan bahwa Kementerian telah berkolaborasi dengan berbagai mitra untuk memberikan edukasi kependudukan kepada generasi muda, terutama melalui jalur formal seperti Sekolah Siaga Kependudukan (SSK).
“SSK ini ditujukan untuk siswa pendidikan dasar dan menengah, dan terintegrasi dalam kegiatan kesiswaan seperti ekstrakurikuler,” jelas Wihaji.
Mantan Bupati Batang, Jawa Tengah, itu menekankan bahwa SSK adalah salah satu langkah strategis mendukung program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Banggakencana). Program ini mencakup berbagai inisiatif, seperti: Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R), Generasi Berencana (GenRe), Kespro Goes to School, Saka Kencana, Pramuka Peduli Kependudukan (Pramuka PK).
Menurut Wihaji, kegiatan kepramukaan adalah wadah ideal untuk menyampaikan edukasi terkait program Banggakencana.
“Melalui aktivitas Pramuka, program ini dapat terinternalisasi secara efektif dalam pola pikir dan perilaku generasi muda,” tambahnya.
Kepada peserta SSK, Wihaji memberikan pesan penting untuk menjaga diri dari tiga ancaman besar yang sering digaungkan oleh Duta GenRe:
1. Jangan menikah dini, karena pernikahan dini berisiko menyebabkan stunting. Untuk perempuan, idealnya menikah minimal usia 21 tahun, dan laki-laki 25 tahun.
2. Hindari seks bebas, yang dapat merusak masa depan.
3. Jauhi narkoba, karena dampaknya sangat merusak kehidupan generasi muda.
Pesan ini menjadi bagian penting dari edukasi kependudukan yang menyasar remaja untuk membentuk generasi berencana yang lebih baik.
Selain fokus pada edukasi generasi muda, Wihaji juga memperkenalkan Gerakan Ayah Teladan (GATE). Gerakan ini bertujuan meningkatkan keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak, bukan hanya memberikan solusi ekonomi tetapi juga perhatian emosional dan psikis.
“Ayah memiliki peran penting dalam menciptakan hubungan keluarga yang harmonis. Sentuhan psikis dari ayah dan ibu membuat hubungan orang tua dan anak menjadi lebih langgeng,” tegas Wihaji.
Melalui kegiatan ini, BKKBN berharap Pramuka dapat menjadi mitra strategis dalam mendukung program-program pembangunan keluarga dan kependudukan di Indonesia.