Pada suatu kesempatan, masa kampanye itu, Jokowi yang mememutuskan untuk memilih Ma’ruf Amin dari sekian calon tersohor lain dengan alasan persatuan. Jokowi mengungkapkan bahwa dipilihnya sosok religius tersebut tidak lain adalah karena untuk menjaga stabilitas politik nasional yang terguncang karena perbedaan. Sosok Kyai diharap mampu menetralisir tingginya ketegangan antar paham yang cenderung membentuk golongan-golongan.
Benar saja, setidaknya fenomena yang terjadi di permukaan adalah keharmonisan. Kemudian, isu ketegangan antar paham, khususnya pada sisi keagamaan relatif meredam. Kepribadian Amin dapat dikatakan mampu menjadi pemersatu antar perbedaan paham pada seluruh kalangan. Terkecuali isu lama komunitas yang disebut “super minor.”
Tetap harus disyukuri dan diserap dalam kesadaran bersama ke depan bahwa sikap terhadap perbedaan yang penting adalah sikap toleran. Meski selain persoalan isu-isu minor dalam kebebasan berekspresi dan berpendapat serta menjalankan agama seperti pernikahan beda agama, pemerataan pembangunan dan kesejahteraan belum sepenuhnya terakomodir, namun usaha mengedepankan kesatuan memang harus terus dikedepankan dalam menyelesaikan berbagai persoalan.
Hal ini juga kiranya menjadi pilihan langkah politik bagi Presiden dan Wakil Presiden 2024 terpilih Prabowo-Gibran sekaligus proyek besar untuk melanjutkan dan terus meningkatkannya. Presiden Prabowo dalam wawancara di Shangri La 2024, Singapora mengungkap bahwa, langkah politik apa pun perlu menunggu instruksi dan arahan Jokowi, yang saat itu masih menjabat presiden. Kini, menggandeng Gibran, kepemimpinan Prabowo diharapkan menjadi tahapan perpolitikan yang mengikuti jejak sejarah baik dalam pembangunan, menjaga stabilitas termasuk kemajuan dalam berbagai bidang.
Terpilihnya Gibran oleh Prabowo berikut masyarakat Indonesia sebagai simbol melanjutkan jejak perpolitikan di Indonesia. Kesiapan masyarakat Indonesia dengan memilih mereka sebagai pemimpin mengabaikan pandangan negatif berupa dinasti kepemimpinan. Bukan sekedar fokus pada program kerja yang diwacanakan, namun hal ini menunjukkan mulai munculnya proyek besar perpolitikan di Indonesia secara jelas.
Maka kemudian, beberapa catatan yang perlu diperhatikan dalam rangka melanjutkan perpolitikan corak ini yang akan berpengaruh pada penerapan program kerja ke depannya, adalah sebabagi berikut:
Pertama, musyawarah. Persatuan yang terdiri dari berbagai kelompok masyarakat dengan paham dan tingkat pemikiran yang berbeda dan beragam, sebagaimana persatuan, musyawarah menjadi bagian dari amanat Undang-undang. Oleh karenanya, langkah ini penting untuk diindahkan.
Nilai persatuan pada kepemimpinan Jokowi-Amin, sebagai peletak pijakan politik persatuan untuk dilanjutkan berupa musyawarah selain dalam kerangka formal dan kelembagaan, oleh Prabowo telah dibuktikan dengan ramah-tamah seperti terhadap tokoh agama. Sikap terbuka ini penting untuk didukung dan dinyatakan secara tegas kepada masyarakat bahwa semangat persatuan dapat ditemukan dalam prinsip musyawarah.
Kedua, membuka lebar kesempatan. Sebenarnya, menerima perbedaan termasuk sikap dasar dalam persatuan. Langkah selanjutnya adalah produktifitas atau perilaku ke arah positif dalam perbedaan. Perbedaan menjadi dinamika yang berdialiktika sedemikian rupa dalam produktifitas. Perhatian ke arah destruktif dapat teralihkan jika masyarakat secara menyeluruh memusatkan perhatian kepada produktifitas.
Konsekuensi besar dalam menempuh langkah ini adalah kesiapan negara dalam memfasilitasi bahkan mengakomodir setiap bentuk kreatifitas dan menghindari batasan-batasan dalam rangka membentuk kreatifitas tersebut. Harga tersebut sebenarnya tidaklah mahal mengingat tugas pemerintah adalah di antaranya memberikan pelayanan publik yang membawa konsekuensi logis pada kemampuan negara dalam membuka kesempatan aktualisasi dan kreatifitas bagi masyarakatnya.
Kreatifitas menjadi bagian dari sikap yang secara logis dapat menangkal sikap destruktif, yaitu ketika sibuk dengan hal-hal yang positif. Maka setiap orang dapat mengaktualisasi diri berikut dengan potensi yang ada. Pemikiran destruktif teralihkan kepada aktualisasi sikap positif seperti menghasilkan berbagai karya.
Ketiga, pemerataan. Pemerataan merupakan isu sentral dan seringkali terulang setiap kali berbagai persoalan politik di negeri ini terjadi. Pemerataan pembangunan, keadalian dan kesejahteraan antar berbagai wilayah di Indonesia menjadi bentuk nyata. Maka langkah strategis penting untuk ditempuh di antaranya berupa membuka kesempatan kepada putera daerah untuk berkontribusi bagi negeri.
Demikian langkah proyek politik ahistoris Prabowo-Gibran sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. Mendukung langkah yang berikutnya dapat diwujudkan dalam bentuk program-program kerja bukan tidak mungkin dapat menjadi jawaban dari berbagai cita-cita yaitu kesatuan dalam kebersamaan berupa negara, bahkan dapat menyelesaikan persoalan besar seperti tragedi kemanusiaan dalam perjalanan sejarah kehidupan bangsa ini termasuk berbagai dugaan dan wacana separatisme!
Oleh: Nazwar, S. Fil. I., M. Phil. (Penulis Lepas Lintas Jogja Sumatera)