Indramayu, Jawa Barat – Alun-Alun Puspawangi, Indramayu, menjadi saksi suksesnya acara kolaborasi Riksa Budaya Jawa Barat dan Festival Mangga Indramayu pada Senin (2/12/2024).
Dengan suasana meriah, acara ini memadukan tradisi budaya dan kekayaan alam khas Indramayu, sekaligus memperingati Festival Mangga yang menjadi ikon kebanggaan daerah.
Festival ini dimeriahkan oleh berbagai pertunjukan seni tradisional khas Indramayu. Pengunjung disuguhi penampilan seperti Kidung Memitu, Kuda Lumping, Berokan Asli Dermayu, Tari Topeng Kelana, hingga Gong Renteng.
Selain itu, aksi komedi bertajuk Randu Kentir dan musik Tarling Tembang Dolanan yang diperankan anak-anak sekolah dasar turut memeriahkan suasana. Acara ini berhasil mengangkat kembali kekayaan budaya yang sarat akan nilai tradisional.
Puncak acara diwarnai dengan pembuatan Gunungan Mangga, yang melambangkan melimpahnya hasil panen mangga dari Indramayu.
Mangga-mangga tersebut kemudian dibagikan kepada pengunjung dan warga sekitar, menjadi simbol kemakmuran dan rasa syukur atas kekayaan alam Indramayu.
Dalam kesempatan tersebut, Ir. Aep Surahman, yang mewakili Bupati Indramayu Nina Agustina, menekankan pentingnya melestarikan mangga sebagai ikon kabupaten.
Menurutnya, menjaga keberlanjutan produksi mangga adalah tanggung jawab bersama, mulai dari pembibitan hingga perawatan tanaman.
“Mangga sebagai ikon Kabupaten Indramayu sudah seharusnya dilestarikan dari tanam sampai metik,” ujar Aep.
Bang Sadewo, tokoh budaya Indramayu, menjelaskan bahwa Riksa Budaya ini merupakan perayaan kedua setelah sebelumnya sukses digelar pada 2019 di Desa Juntikebon.
Pandemi sempat menghentikan tradisi ini, namun tahun ini festival kembali diadakan dengan lebih meriah. Ia berharap agar acara ini menjadi tradisi tahunan yang diteruskan oleh generasi muda.
“Riksa budaya ini harus dilestarikan agar terus bertahan sebagai warisan untuk generasi berikutnya,” jelasnya.