Kabar Ngetren/Jakarta – Bambang Soesatyo, Ketua MPR RI dan Wakil Ketua Umum Partai Golkar, telah mengumumkan hasil riset ilmiahnya tentang strategi empat pilar kebangsaan. Riset tersebut, berjudul Strategi Empat Pilar Kebangsaan Bagi Pembangunan Generasi Muda Dalam Menyongsong Bonus Demografi dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Sosial Kepulauan Riau, dipublikasikan dalam Jurnal Ketahanan Nasional, Universitas Gajah Mada. Kamis, (25/4).
Dalam penelitiannya, Bamsoet menyoroti pentingnya penerapan strategi empat pilar kebangsaan dalam membina generasi muda untuk menghadapi bonus demografi dan dampaknya terhadap ketahanan sosial, khususnya di Kepulauan Riau. Dia menekankan bahwa meskipun bonus demografi adalah peluang besar bagi Indonesia, terbatasnya tenaga kerja menjadi ancaman terhadap peluang tersebut.
Bamsoet menggambarkan fase bonus demografi sebagai waktu di mana mayoritas penduduk Indonesia adalah generasi muda, dengan titik puncak diperkirakan akan terjadi hingga tahun 2030. Namun, permasalahan utama di Kepulauan Riau, seperti penyelundupan pekerja migran ilegal, menimbulkan ancaman terhadap ketahanan sosial.
Untuk mengatasi tantangan ini, Bamsoet menekankan perlunya penguatan nilai-nilai kebangsaan melalui implementasi strategi empat pilar, dengan fokus pada penyadaran masyarakat dan kolaborasi antara pemerintah, guru, pemuka agama, dan masyarakat.
Selain itu, Bamsoet juga menyoroti peran penting keluarga dan masyarakat dalam membangun kesadaran terhadap nilai-nilai Pancasila. Dia menegaskan bahwa strategi yang diterapkan saat ini masih terbatas pada penyadaran, sehingga dibutuhkan penyesuaian yang lebih baik dengan memanfaatkan sumber daya lokal.
Bamsoet menutup dengan menekankan perlunya model sosialisasi yang berbeda sesuai dengan target audiens, seperti melalui kegiatan keagamaan, seni budaya, dan literasi digital. Dia percaya bahwa penggunaan media dengan cerita inspiratif dapat meningkatkan efektivitas sosialisasi nilai-nilai kebangsaan.
Hasil riset ilmiah Bamsoet ini diharapkan dapat memberikan pandangan yang lebih komprehensif dalam memperkuat ketahanan sosial Indonesia, terutama di Kepulauan Riau, dalam menghadapi bonus demografi dan permasalahan terkaitnya.