Scroll untuk baca artikel
BeritaHeadlineNewsTrending

Ketua MPR RI Bamsoet: Indonesia Perlu Belajar dari Thailand dalam Memaksimalkan Kredit Karbon

16
×

Ketua MPR RI Bamsoet: Indonesia Perlu Belajar dari Thailand dalam Memaksimalkan Kredit Karbon

Sebarkan artikel ini

Kabar Ngetren/Jakarta – Ketua MPR RI ke-16 sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo, menekankan pentingnya Indonesia untuk belajar dari Thailand yang telah melakukan terobosan dalam memaksimalkan potensi pendapatan kredit karbon. Pada akhir tahun 2023 dan awal tahun 2024, Thailand berhasil mengajak Swiss untuk mengesahkan program perlindungan iklim melalui penggunaan kendaraan listrik pada angkutan umum yang dioperasikan oleh perusahaan energi terbarukan, Energy Absolute. Program ini berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca dan polusi udara di Wilayah Metropolitan Bangkok, Thailand.

“Program e-Bus Bangkok yang dimiliki Energy Absolute dan didukung KliK Foundation Swiss merupakan program resmi pertama berdasarkan Pasal 6 Perjanjian Paris di seluruh Asia dan yang kedua di dunia. EA berhasil menjual sekitar 1.916 kredit karbon kepada KliK Foundation Swiss yang mewakili importir bahan bakar fosil. Dengan membeli Internationally Transferred Mitigation Outcomes (ITMOs) yang dihasilkan, KliK Foundation membuktikan bahwa program kredit karbon layak secara finansial,” ujar Bamsoet usai menerima Direksi Energy Absolute, di Jakarta, Kamis, (4/7).

Dalam pertemuan tersebut, hadir jajaran Energy Absolute, termasuk Founder and CEO Somphote Ahunai, Founder and Deputy CEO Amorn, dan Share Holder Advisor Prophol. Hadir pula CEO CERO Carbon Credit Vares, dan Executive Chairman Beyong Securities Public Company Chaipat.

Baca Juga  Kemendagri Targetkan 30.000 Inovasi Daerah Melalui Aplikasi IID

Bambang Soesatyo, yang juga merupakan Ketua DPR RI ke-20 dan Ketua Komisi III DPR RI ke-7 bidang Hukum & Keamanan, menjelaskan bahwa Energy Absolute berdiri sejak tahun 2006 dan telah menjadi perusahaan energi terbarukan terbesar di Thailand dengan sekitar 64 anak perusahaan, sebagian besar di sektor energi. EA juga memelopori dan memperluas infrastruktur transportasi berkelanjutan, e-mobilitas, dan pengisian daya kendaraan listrik.

“Berbekal pengalamannya di Thailand, EA akan berinvestasi di Indonesia untuk mengembangkan potensi kredit karbon dengan menyiapkan berbagai kendaraan listrik seperti Mine Bus, Mine MT30, dan Mine Truck. Pada akhir bulan Juli ini, direncanakan berbagai kendaraan tersebut sudah masuk ke pasar Indonesia,” jelas Bamsoet.

Ketua Dewan Pembina Depinas SOKSI (Ormas Pendiri Partai Golkar) dan Kepala Badan Polhukam KADIN Indonesia ini menerangkan bahwa masifnya dukungan pemerintah Thailand menjadikan ekosistem dunia usaha yang berhubungan dengan kredit karbon terus meningkat. Selain dibuktikan dengan Energy Absolute, juga dibuktikan dengan kehadiran aplikasi CERO Carbon Wallet by VEKIN, sebuah aplikasi gamifikasi hijau yang bisa diunduh di berbagai tipe smartphone dan didukung teknologi AI Carbon Auditor by Satellite yang pertama dan satu-satunya di dunia.

“Setiap aktivitas ramah lingkungan yang dilakukan dan diunggah ke CERO akan mendapatkan imbalan keekonomian berupa token karbon. Ini dapat memotivasi warga untuk melakukan berbagai tindakan ramah lingkungan, seperti memilih tangga daripada menggunakan lift hingga penggunaan sepeda sebagai sarana transportasi. Kehadiran EA dan CERO menunjukkan bahwa pasar karbon dalam skala besar dapat secara signifikan mengurangi biaya dekarbonisasi perekonomian. Sebuah tindakan penting untuk mencegah dampak terburuk perubahan iklim yang harus segera dilakukan oleh Indonesia,” pungkas Bamsoet.