Kabar Ngetren/Banyumas – Warga muslim di Kelurahan Karanglewas Lor, Kecamatan Purwokerto Barat, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, merayakan tradisi Lebaran Ketupat satu minggu setelah Hari Raya Idul Fitri.
Tradisi ini tidak hanya sekadar makan ketupat, tetapi juga sebagai momen untuk mengakui kesalahan dan saling memaafkan kesalahan antar sesama.
Pengurus Mushola Al-Ishlah di kelurahan Karanglewas Lor, Ustadz Asron, menjelaskan bahwa warga dan jamaah mushola menggelar tradisi Lebaran Ketupat dengan membuat ketupat dan lepet bersama-sama yang kemudian dibawa ke mushola.
Mereka menjalankan puasa Ramadan, kemudian melanjutkan dengan Idul Fitri 1 Syawal 1444 Hijriah dan berpuasa Syawal selama enam hari bersama anggota keluarga sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT dan mengirim doa kepada para leluhur, serta menjalin silaturahim antar warga dan bermaaf-maafan.
Sebelumnya, Ketua takmir mushola Al-Ishlah, H. Edy Prayitno, mengatakan bahwa tradisi Lebaran Ketupat dimulai dengan sholat subuh berjamaah, dzikir singkat, doa subuh, kultum oleh KH. Tolhah Mansur, doa selesai melaksanakan puasa Syawal, dan dilanjutkan dengan makan ketupat dan lepet bersama-sama di mushola.
Warga yang hadir dalam acara ini juga menyisihkan 2 buah ketupat dan lepet masing-masing untuk diserahkan kepada Imam mushola dan dibagikan kepada para tokoh agama, tokoh masyarakat, dan takmir mushola.
Salah satu tokoh, H. Moelyono, menambahkan bahwa tahun ini acara Lebaran Ketupat lebih meriah karena banyak warga yang pulang kampung.
Tradisi Lebaran Ketupat ini merupakan tradisi turun temurun yang patut dilestarikan karena memiliki nilai-nilai ungkapan rasa syukur kepada Sang Pencipta, kirim doa untuk para leluhur, nilai kerukunan, serta nilai saling berbagi antar sesama muslim. ((Slh,DJ, eFHa)