NewsTrending

Keluarga Korban Tidak Percaya, Polisi Sebut Pelajar SMP Meninggal Bunuh Diri di Makassar

106
×

Keluarga Korban Tidak Percaya, Polisi Sebut Pelajar SMP Meninggal Bunuh Diri di Makassar

Sebarkan artikel ini


Kabar Ngetren/Makassar – Sebuah peristiwa tragis terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan, ketika seorang pelajar SMP ditemukan meninggal dunia. 
Namun, keluarga korban tidak percaya dengan kesimpulan kepolisian yang menyatakan bahwa kematian tersebut adalah hasil bunuh diri.

Ayah korban, Benny Yusuf Nurdin, dengan tegas mengungkapkan ketidakpercayaannya terhadap kesimpulan kepolisian. “Hingga sampai hari ini, saya masih meyakini bahwa anak saya tidak bunuh diri,” kata Benny dengan penuh keyakinan.

Menurut Benny, putranya yang bernama BSN (15) tidak memiliki masalah dengan siapapun, baik itu keluarga maupun teman sekolah. Ia menyatakan bahwa sebagai orang tua, ia sangat mengenal karakter anaknya.

Baca Juga  Polsek Grogol Petamburan Ungkap 4 Kasus Kepemilikan Sajam, Warga Diminta Aktif Melapor

Untuk memastikan kebenaran mengenai lokasi jatuhnya pelajar tersebut, keluarga korban telah mendatangi sekolah SMP Islam Athirah yang terletak di Jalan Kajoalido, Makassar. 

Informasi yang diterima Benny menyebutkan bahwa putranya ditemukan tergeletak di lapangan voli saat jam pelajaran berlangsung. Benny juga mengetahui bahwa sepatu dan tas anaknya ditemukan terpisah di lokasi yang berbeda.

Benny merasa keberatan dengan dugaan bunuh diri anaknya dengan cara melompat dari lantai 8 gedung sekolah hingga jatuh di lapangan. 

Menurutnya, tidak mungkin anaknya melakukan hal tersebut karena tidak ada saksi yang melihat kejadian tersebut. 

Baca Juga  Rapat Anggota Tahunan, Kodim 0906/Kkr Tingkatkan Kesejahteraan Anggota Koperasi

Ia menjelaskan bahwa di lantai 8 tidak ada tempat yang memungkinkan untuk melompat. 

Benny mencatat bahwa ia melihat adanya tangga di rooftop, namun sulit dipercaya bahwa anaknya melompat dari sana karena tidak ada yang menyaksikan kejadian itu.

Benny juga menyoroti bahwa rekaman CCTV tidak dapat membuktikan bahwa anaknya naik ke lantai atas dengan maksud bunuh diri. 

Ia berharap kepolisian dapat melakukan penyelidikan yang lebih mendalam terkait penyebab kematian putranya. 

Keluarga korban tidak puas dengan kesimpulan polisi yang menyatakan BSN meninggal bunuh diri dengan cara melompat.

Baca Juga  Pasukan Yonif 623/BWU: Mengakhiri 15 Bulan Pengabdian di Papua Barat Daya

Dalam beberapa waktu terakhir, kasus pembunuhan, baik yang disebabkan oleh pembunuhan sebenarnya maupun dugaan bunuh diri, sedang marak terjadi di Indonesia. 

Oleh karena itu, penting bagi keluarga korban dan kepolisian untuk bekerja sama secara kolaboratif guna mengungkap kebenaran dalam kasus ini. 

Upaya ini juga bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang bahaya dan risiko dari tindakan-tindakan yang dilakukan, sehingga dapat lebih meningkatkan kesadaran dan keamanan bagi semua. (Maulana Yusuf)

Kabar Ngetren

Ingin produk, bisnis, atau agenda Anda diliput dan tayang di kabarngetren.com?

Silahkan kontak melalui email: kabarngetrn@gmail.com