Kabar Ngetren/Cilacap – Provinsi Jawa Tengah meluncurkan program intervensi untuk mengendalikan kerawanan pangan dan gizi dengan menyasar 18.567 keluarga di empat kabupaten. Bantuan ini dikeluarkan oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan diresmikan dalam acara di Pendopo Wijaya Kusuma Sakti, Kabupaten Cilacap pada Rabu, (12/6).
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, menegaskan bahwa bantuan ini merupakan langkah konkret dalam menangani kemiskinan, kemiskinan ekstrem, serta stunting di wilayah tersebut. Sumarno juga menyampaikan apresiasi kepada kepala Bapanas atas kolaborasi yang terjalin dalam upaya tersebut.
Bantuan ini secara detail terbagi menjadi 6.798 paket untuk warga Cilacap, 4.596 paket untuk Kebumen, 3.552 paket untuk Purworejo, dan 3.621 paket untuk Banjarnegara. Isi paket bantuan mencakup bahan-bahan pangan seperti kornet sapi, sarden ikan, garam yodium, minyak goreng, bihun jagung, dan kacang hijau.
Sasaran utama dari bantuan ini adalah Keluarga Rawan Pangan (KRP) yang termasuk dalam kelompok pengeluaran terbawah (desil 1), sebagai bagian dari upaya percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem.
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menambahkan bahwa di Indonesia masih terdapat 68 daerah rawan pangan, terutama di wilayah terdepan, terluar, tertinggal, perbatasan (3T-P), dan beberapa wilayah kepulauan. Dia juga mencatat bahwa 8,53% dari masyarakat masih mengalami masalah kurang gizi.
Program intervensi ini tidak hanya dilaksanakan di Jawa Tengah, tetapi juga merangkul 8 provinsi lainnya, 20 kabupaten/kota, dan 233 desa di seluruh Indonesia.
Data terbaru menunjukkan bahwa upaya untuk mengurangi kemiskinan ekstrem telah mengurangi jumlah wilayah yang tergolong rawan pangan dari 74 menjadi 68 wilayah.