Scroll untuk baca artikel
BeritaHeadlineNewsPolitikTrending

Dukungan KADIN Indonesia Terhadap Kemandirian Pangan di Era Prabowo Subianto

106
×

Dukungan KADIN Indonesia Terhadap Kemandirian Pangan di Era Prabowo Subianto

Sebarkan artikel ini

Kabar Ngetren/Jakarta – Anggota DPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Politik, Penegakan Hukum dan Keamanan (Polhukam) KADIN Indonesia, Bambang Soesatyo, menyatakan dukungannya terhadap pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan ketahanan pangan yang tangguh.

Menurut Bamsoet, kondisi ketahanan pangan nasional yang masih rapuh tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki potensi besar untuk mencapai kemandirian pangan dan mengurangi ketergantungan pada impor berbagai komoditas pangan seperti beras, kedelai, gula, jagung, susu, daging, sayuran, buah-buahan, dan tepung terigu.

“Kemandirian pangan merupakan salah satu faktor utama yang membentuk ketahanan nasional. Pemerintah memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa setiap warga negara dapat mengakses ketersediaan bahan makanan bergizi dengan harga yang terjangkau,” tegas Bamsoet usai menghadiri Rapat Dewan Pengurus KADIN Indonesia di Menara KADIN Jakarta pada Rabu, (23/10).

Baca Juga  Pemindahan Ibu Kota Negara ke Kalimantan Timur: Langkah Strategis untuk Pemerataan dan Keamanan

Sebagai mantan Ketua MPR dan Ketua DPR RI, Bamsoet menjelaskan bahwa kesungguhan pemerintah dalam merealisasikan kemandirian pangan dapat membawa manfaat yang luar biasa. Dengan perencanaan yang komprehensif, program ini tidak hanya akan memberdayakan puluhan juta petani tetapi juga menciptakan lapangan pekerjaan baru.

“Ketika bahan pangan dari berbagai daerah diolah dan didistribusikan ke seluruh pelosok tanah air, akan tercipta banyak peluang kerja yang sangat dibutuhkan oleh generasi milenial dan Gen-Z yang saat ini menganggur,” paparnya.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada tahun 2023, terdapat sekitar 29,36 juta petani di Indonesia. Namun, dalam satu dekade terakhir, jumlah petani mengalami penurunan sekitar 7,42%, dari 31,70 juta pada tahun 2013.

Baca Juga  Kapolres Metro Bekasi Pastikan Kesiapan Pos Pelayanan dan Pengamanan Mudik Lebaran 2024

“Penurunan jumlah petani dan minimnya generasi muda yang terjun ke sektor pertanian tentu disebabkan oleh persepsi bahwa sektor pertanian tidak menguntungkan,” kata Bamsoet.

Bamsoet mengungkapkan bahwa potensi sektor pertanian tanaman pangan dan industri pengolahannya di Indonesia sangat besar, mengingat pasar yang luas untuk memenuhi kebutuhan lebih dari 280 juta jiwa. Potensi ini hanya akan terwujud jika pemerintah benar-benar serius dalam merealisasikan target kemandirian pangan.

“Kemauan politik yang kuat dan dukungan dari litbang pangan yang progresif sangat penting. Selain itu, pengalihan lahan pertanian harus dihentikan, dan sebaliknya, lahan pertanian tanaman pangan harus diperluas dari waktu ke waktu,” tambahnya.

Baca Juga  Bambang Soesatyo: Korupsi Ancaman Nyata, Kolusi dan Kebocoran APBN Harus Diberantas

Menurut Bamsoet, sektor pertanian yang produktif tidak hanya akan menjamin kemandirian pangan tetapi juga memberikan kemakmuran bagi semua komunitas yang terlibat.

“Jika semua ini terwujud, kontribusi sektor pertanian dan pengolahan tanaman pangan terhadap ketahanan nasional akan sangat signifikan. Stabilitas nasional dapat terjaga, karena kebutuhan pokok masyarakat selalu tersedia dalam jumlah yang mencukupi dengan harga yang terjangkau,” pungkasnya.

Dengan dukungan KADIN Indonesia, diharapkan inisiatif ini dapat menggerakkan perekonomian nasional dan menciptakan masa depan yang lebih baik untuk seluruh rakyat Indonesia.

Follow Official WhatsApp Channel KN Official untuk mendapatkan artikel-artikel terkini, Klik Di sini.

Yuk! baca artikel menarik lainnya di Google News.