Kabar Ngetren/Jakarta – Pascapemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024, perhatian kini beralih pada langkah-langkah strategis untuk mendukung transformasi ekonomi Indonesia. Presiden Prabowo Subianto telah mencanangkan dua pilar utama: hilirisasi sumber daya alam (SDA) dan swasembada pangan. Kedua inisiatif ini menjadi fondasi dalam mewujudkan ekonomi yang tangguh dan berkelanjutan. Namun, keberhasilan visi ini sangat bergantung pada tanggapan dan inisiatif pemerintah daerah (Pemda).
Dalam dua tahun terakhir, fokus Indonesia telah banyak tercurah pada agenda politik besar seperti Pilpres, Pileg, dan Pilkada serentak di 545 daerah. Meski telah berjalan lancar, kini Indonesia menghadapi tantangan ekonomi serius, termasuk tingginya angka pengangguran akibat penurunan kinerja sektor manufaktur. Situasi ini menuntut respons cepat dari semua elemen masyarakat, termasuk pemerintah daerah.
Salah satu langkah krusial adalah pembaruan data dan analisis potensi SDA di setiap daerah. Pemda harus mampu mengidentifikasi dan memanfaatkan komoditas unggulan lokal untuk mendukung hilirisasi yang telah dipetakan oleh Presiden. Komoditas tersebut meliputi nikel, tembaga, gas bumi, hingga hasil pertanian seperti kakao dan pala.
Presiden Prabowo Subianto telah menegaskan pentingnya hilirisasi 28 komoditas unggulan serta swasembada pangan sebagai solusi strategis untuk menciptakan lapangan kerja baru. Komitmen ini diperkuat dengan langkah diplomatik yang menghasilkan investasi asing senilai miliaran dolar dari Tiongkok, Inggris, dan negara lainnya. Investasi ini diharapkan mampu mendorong percepatan hilirisasi dan pembangunan infrastruktur pendukung.
Selain itu, inisiatif swasembada pangan bertujuan mengurangi ketergantungan pada impor pangan. Pemerintah daerah memegang peranan penting dalam memastikan ketersediaan data, infrastruktur, dan SDM yang mendukung target ini. Berdasarkan sensus BPS 2023, Indonesia memiliki lebih dari 27 juta petani, termasuk petani milenial yang potensial diberdayakan untuk mencapai swasembada pangan.
Pemda harus segera melakukan konsolidasi untuk menyelaraskan program lokal dengan visi nasional. Langkah ini mencakup:
1. Identifikasi Potensi Lokal: Menggali potensi SDA dan produk unggulan daerah.
2. Pengelolaan SDM Lokal: Memaksimalkan peran petani lokal dan tenaga kerja setempat dalam proses hilirisasi dan produksi pangan.
3. Kolaborasi dengan Pemerintah Pusat: Mengusulkan program daerah yang mendukung hilirisasi dan swasembada pangan ke kementerian terkait.
Transformasi ekonomi Indonesia adalah tugas bersama. Dengan semangat kolaborasi, pemerintah pusat dan daerah dapat menciptakan perubahan positif yang signifikan. Melalui inisiatif hilirisasi dan swasembada pangan, ekonomi nasional dapat tumbuh lebih inklusif, menciptakan lapangan kerja baru, dan memberdayakan potensi lokal.
Saatnya Pemda mengambil langkah nyata untuk menjadikan visi besar ini sebagai kenyataan. Sebab, keberhasilan transformasi ekonomi adalah kunci menuju Indonesia yang lebih mandiri dan sejahtera.
Bambang Soesatyo, Anggota DPR RI/Ketua MPR RI ke-15/Ketua DPR RI ke-20/Ketua Komisi III DPR RI ke-7/Dosen Tetap Pascasarjana Universitas Borobudur, Trisakti, Jayabaya dan Universitas Pertahanan (UNHAN).