Kabar Ngetren/Jakarta – Wakil Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Anggota Komisi III DPR RI, Bambang Soesatyo, memberikan apresiasi tinggi kepada Polda Sulawesi Selatan atas keberhasilannya membongkar sindikat pembuatan dan peredaran uang palsu di lingkungan salah satu Universitas daerah Makassar. Operasi ini mengungkap 17 pelaku, termasuk Kepala Perpustakaan, AI, dengan barang bukti uang palsu bernilai ratusan triliun rupiah.
“Keberhasilan ini menunjukkan keberanian dan komitmen aparat penegak hukum. Namun, langkah selanjutnya adalah penegakan hukum yang tegas untuk mengungkap jaringan ini hingga tuntas,” ujar Bamsoet di Jakarta, Selasa, (24/12).
Polda Sulsel menyita berbagai barang bukti yang luar biasa, di antaranya: Uang palsu dalam jumlah besar, Sertifikat deposito senilai Rp 45 triliun, Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp 700 triliun, Mesin cetak uang palsu bernilai Rp 600 juta, yang diketahui dibeli dari Surabaya dan berasal dari China
“Besarnya barang bukti ini menunjukkan sindikat ini sangat terorganisasi, profesional, dan memiliki akses teknologi tinggi. Kejahatan ini direncanakan dengan matang dan melibatkan sumber daya yang besar,” jelas Bamsoet.
Bambang Soesatyo juga menyoroti seriusnya penggunaan fasilitas pendidikan seperti Universitas sebagai lokasi produksi uang palsu. Menurutnya, kampus yang seharusnya menjadi pusat pendidikan dan pembentukan moral justru tercoreng oleh tindakan kriminal segelintir oknum.
“Institusi pendidikan harus bebas dari kejahatan. Perlu pengawasan lebih ketat terhadap aktivitas di lingkungan kampus, sekaligus meningkatkan kesadaran mahasiswa dan staf tentang kejahatan yang dapat merusak integritas institusi,” tegas Bamsoet.
Menurut Ketua MPR RI ke-15 ini, keberhasilan Polda Sulsel harus menjadi awal dari pengusutan menyeluruh terhadap jaringan ini, termasuk pengadaan alat cetak, distribusi, hingga pengguna akhir uang palsu. Aparat penegak hukum juga diminta untuk terus mengidentifikasi pola-pola baru dalam peredaran uang palsu agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
“Jaringan ini menjadi bukti bahwa kejahatan bisa masuk ke berbagai sektor, termasuk pendidikan tinggi. Langkah tegas dan kolaborasi semua pihak sangat penting untuk memastikan tidak ada celah bagi kejahatan seperti ini,” pungkasnya.