Kabar Ngetren/Salatiga – Keprihatinan terhadap minimnya pendidikan agama di lingkungan desanya telah melahirkan kisah penuh inspirasi dari seorang anggota Polri. Ipda Bakti Nurcahyo, perwira Unit Identifikasi Satreskrim Polres Salatiga, memutuskan untuk mengorbankan tabungan hajinya demi mendirikan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) Prabu Kresna. Selasa, (14/1).
Polisi yang dikenal ramah dan dekat dengan masyarakat ini tak hanya menjalankan tugasnya sebagai penegak hukum, tetapi juga menunjukkan kepedulian nyata terhadap pendidikan generasi muda.
Dalam wawancara di rumahnya, Ipda Bakti mengungkapkan bahwa keputusan ini berawal dari kenangannya saat kecil, ketika masjid di desanya selalu ramai oleh anak-anak mengaji. Namun, pemandangan itu kini memudar, membuatnya terdorong untuk menghadirkan kembali suasana yang sama.
“Dulu, setiap sore hingga malam, masjid di sini ramai dengan anak-anak mengaji. Tapi belakangan, pemandangan itu hilang,” tuturnya.
Bersama sang istri, ia memutuskan untuk menunda keberangkatan haji mereka dan menggunakan tabungan tersebut untuk membangun TPA.
Pada Mei 2012, TPA Prabu Kresna resmi dibuka. Awalnya, hanya segelintir anak yang datang, tetapi berkat ketulusan Ipda Bakti dan istrinya, jumlah siswa kini terus bertambah. Saat ini, lebih dari 70 anak dari balita hingga remaja aktif belajar mengaji di sana.
“Alhamdulillah, sekarang ada empat guru ngaji yang membantu kami, bahkan ada mahasiswa UIN Salatiga yang ikut mengajar sepulang kuliah,” ucapnya dengan penuh syukur.
Meski gaji para pengajar bersumber dari penghasilannya sebagai polisi, Ipda Bakti menegaskan bahwa mereka mengajar dengan penuh keikhlasan.
“Mereka hanya ingin masa depan anak-anak di sini lebih baik,” katanya.
Bagi Ipda Bakti, tujuan utama TPA ini bukan hanya sekadar mencetak anak-anak yang pandai membaca Al-Qur’an, tetapi juga membangun karakter dan adab yang mulia.
“Kami ingin mereka tumbuh menjadi pribadi yang unggul, menjalankan ibadah dengan baik, dan memiliki landasan agama yang kuat agar terhindar dari perilaku tercela,” ujarnya.
Kini, setelah 12 tahun berjalan, TPA Prabu Kresna telah menjadi tempat belajar yang memberikan dampak positif bagi anak-anak di desanya. Meski tidak memberikan ijazah formal, kebahagiaan terbesar Ipda Bakti adalah melihat perubahan yang nyata pada anak-anak tersebut.
Ipda Bakti berharap kisah ini menjadi pengingat bahwa kehadiran Polri bukan hanya untuk menjaga keamanan, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
“Semoga keberadaan TPA ini bisa menjadi bukti bahwa Polri hadir tidak hanya untuk menegakkan hukum, tetapi juga membantu menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi muda,” tutupnya dengan harapan besar.